Profil Muhammad Athaya Helmi Nasution, Mahasiswa RI di Belanda yang Meninggal Usai Dampingi Kunjungan DPR di Austria
Irene Cynthia September 09, 2025 12:34 PM

Grid.id - Kabar duka datang dari seorang mahasiswa Indonesia di Belanda yang meninggal setelah menemani pejabat kunjungan kerja di Austria. Simak profil Muhammad Athaya Helmi Nasution berikut ini.

Athaya, seorang mahasiswa Indonesia di Belanda meninggal dunia pada Rabu (27/8/2025) lalu. Melansir dari Kompas.com, Athaya meninggal setelah mendampingi kunjungan pejabat Indonesia ke Wina, Austria.

Athaya meninggal saat sedang bertugas. Diketahui, ia mendampingi sejumlah pejabat publik seperti DPR, OJK dan Bank Indonesia yang berkunjung ke Wina, Austria pada tanggal 25 sampai 27 Agustus 2025 lalu.

Kabar itu disampaikan oleh Instagram PPI atau Perhimpunan Pelajar Indonesia Belanda. PPI menyebutkan, Athaya masih berusia 18 tahun saat meninggal dunia.

Profil Muhammad Athaya Helmi Nasution

Muhammad Athaya Helmi Nasution lahir di Jakarta pada 18 Oktober 2006. Melansir dari website Indonesia Junior League, pemuda berusia 18 tahun ini pernah menjadi anggota tim sepakbola Fifa Farmel.

Ia menjadi second striker dengan nomor squad 18. Fifa Farmel mengungkapkan dukacita mendalam pasca Athaya meninggal dunia.

Dalam akun Instagramnya, Fifa Farmel menceritakan bahwa Athaya adalah anak yang disiplin dan pekerja keras. Selain itu, ia adalah anak yang sederhana dan bersahabat.

"Selamat jalan, Muhammad Athaya Helmi Nasution. Terima kasih atas setiap jejak, tawa, dan semangat yang kau tinggalkan di lapangan maupun di luar lapangan. Namamu akan selalu hidup di lapangan dan di hati kami. Doa terbaik kami selalu menyertai," tulis akun Fifa Farmel.

Athaya menempuh pendidikan di mahasiswa Universitas Hanze, Groningen, Belanda. Universitas tersebut memiliki banyak program studi seperti data science, desain, arsitektur, musik, international business, international finance, prodi olahraga serta mekatronika dan teknik mesin.

Dalam website Indonesia Junior League, Athaya disebut sebagai the real supersub. Ia adalah penyerang Fifa Farmel U-13 yang sempat menyumbang gol terakhir untuk kemenangan timnya pada tahun 2021 lalu. Athaya dikenal sebagai striker berbakat di klub tersebut.

Menurut keterangan PPI Belanda tentang profil Muhammad Athaya Helmi Nasution, Athaya adalah anggota PPI Groningen. Setelah ia meninggal dunia, jasadnya diautopsi.

Dari hasil autopsi tersebut, diketahui Athaya meninggal karena kejang yang diakibatkan oleh heat stroke. Akibatnya, ia mengalami kelelahan, dehidrasi dan kekurangan nutrisi serta ketidakseimbangan elektrolit dan gula darah turun dari batas normal.

Athaya mengalami stroke usai menjalani aktivitas seharian penuh menemani para pejabat dari Indonesia. Sayangnya, setelah Athaya meninggal, tidak ada permintaan maaf ataupun transparansi dari pihak EO atau LO yang bertugas kepada keluarga Athaya.

EO justru sibuk mengakomodasi para pejabat untuk makan malam di sebuah restoran. Bahkan, pihak EO pun tidak menemui keluarga yang datang ke Wina, Austria.

“Alih-alih mengunjungi tempat penginapan saat almarhum menghembuskan napas terakhir, acara kunjungan kerja terus bergulir. Pihak EO justru sibuk mengurus persiapan acara makan bersama pejabat publik di restoran,” tulis PPI Belanda.

PPI Belanda kini menghimbau pada mahasiswa RI di Belanda untuk tidak ikut ambil bagian dalam kunjungan pejabat Indonesia. PPI Belanda juga menganjurkan agar sebaiknya proses pendampingan pejabat publik ini dilakukan dengan kontrak yang resmi, perlindungan legal dan mekanisme yang jelas serta meminta akuntabilitas, tanggung jawab dan transparansi dari EO maupun LO terkait agar tak terjadi hal serupa.

Melansir dari Kompas.com, jenazah Athaya dipulangkan ke tanah air pada 4 September 2025. KBRI Wina berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk mengatur pemulangan jenazah serta mengurus dokumen terkait bersama Komunitas Islam Indonesia di Wina.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.