TRIBUN-BALI.COM - Banjir yang melanda kawasan Jalan Raya Kerobokan–Canggu mengakibatkan pasangan suami istri (pasutri) terseret arus pada Rabu (10/9). Pasutri yang saat itu mengendarai mobil terjebak banjir dan tidak bisa berbuat banyak hingga terbawa arus.
Informasi yang dihimpun Tribun Bali, dua mobil terseret arus deras. Satu di antaranya mobil yang ditumpangi pasutri tersebut. Dari hasil evakuasi petugas, suami yang diketahui bernama Jumayedi ditemukan selamat dan sudah dilarikan ke rumah sakit. Namun, istrinya bernama Endang Cafyaning Ayu (42) ditemukan telah meninggal dunia di Sungai Klecung, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kuta Utara.
Camat Kuta Utara, Putu Eka Permana saat dikonfirmasi menyebutkan dirinya sempat menemui anak korban. Saat itu anaknya belum menemukan ibunya, namun ayahnya sudah ditemukan dan saat ini menjalani perawatan di puskesmas.
Diakui, derasnya arus air berasal dari wilayah utara akibat jebolnya salah satu tanggul di kawasan Mengwi. Air pun meluap hingga terjadi banjir bandang yang melumpuhkan arus lalulintas.
Untuk evakuasi mobil yang ringsek akibat banjir, masyarakat dibantu alat berat dari Dinas PUPR. Bahkan hingga sore tadi dilakukan proses evakuasi di Pasar Pengosar Kerobokan.“Mobilnya ringsek, jatuh keselokan yang jebol sudah dievakuasi,” ucapnya.
Kondisi banjir di Jalan Raya Kerobokan–Canggu sudah mulai surut. Bahkan sejumlah warga di sekitar kawasan tersebut sudah mulai melakukan pembersihan akibat dampak banjir. “Untuk rumah yang terkena banjir kami belum data. Karena ada yang tinggi dan ada yang rendah,” kata dia.
Sementara itu, Muhammad Saiful (26) syok mengetahui ibunya Endang Cafyaning Ayu (42) meninggal dunia setelah diseret banjir di dekat Pasar Pengosari, Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung pada Rabu (10/9). Bahkan sebelum jenazah ibunya ditemukan, dia sempat ikut mencari di seputaran Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dari penuturannya, sebelum ditemukan meninggal, ibunya sempat menghubunginya. Saat itu korban menyebutkan jika dirinya bersama ayahnya terjebak banjir di wilayah Kerobokan.
“Sekitar pukul 04.10 Wita, ibu sempat telepon saya dan bilang mobil mereka terjebak banjir di dekat Pasar Pengosari Kerobokan. Saat saya coba hubungi lagi sekitar pukul 06.00 WITA sudah tidak ada jawaban,” ungkap Saiful.
Dijelasakan sekitar pukul 03.00 Wita dirinya melihat bapak dan ibunya pergi mengendarai mobil meninggalkan rumah untuk mengantarkan pesanan kue ke pasar maupun warung yang sudah menjadi langganan. Selang satu jam dia dihubungi dan mengatakan terjebak banjir.
Saat itu, Saiful tidak begitu menghiraukan, hingga sekitar pukul 06.00 Wita dirinya balik menghubungi ibunya. Hanya saja tidak ada tanggapan. “Mendengar informasi ada mobil terseret arus dan korban, saya langsung ke sini (TKP),” ucapnya.
Bahkan tidak lama dirinya mendapat informasi ada orang yang meninggal terjepit tembok di proyek vila Banjar Kelencung, Kelurahan Kerobokan Kelod. Setelah itu dirinya melihat ke lokasi ternyata yang meninggal tersebut adalah ibu yang hanyut bersama mobilnya.
Kelian Dinas Banjar Gede Kerobokan, I Made Gede Gunarsa menyebutkan banjir mulai menggenangi kawasan Pasar Pengosari sekitar pukul 04.30 Wita. Jalan utama depan pasar tertutup air sehingga tidak terlihat sama sekali. “Kami bersama juru parkir pasar segera menutup akses jalan dari arah timur menuju barat menggunakan bambu. Saat itu kendaraan tidak kami izinkan melintas karena jalan tertutup banjir,” jelasnya. (gus)
Hujan Disertai Angin Berpotensi hingga 3 Hari ke Depan
Provinsi Bali sejak Selasa (9/9) kemarin hingga siang Rabu (10/9) diguyur hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan kilat atau petir. Bahkan sejumlah wilayah dilanda banjir seperti di wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Jembrana.
Di daerah Tabanan dan Karangasem juga terjadi pohon tumbang yang menutup akses jalan dan menimpa kabel listrik.
“Kondisi cuaca di wilayah Bali (Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, Klungkung dan Karangasem) menunjukkan akumulasi curah hujan harian berada dalam kategori lebat (>50 mm/hari) hingga kategori ekstrem (> 150 mm/hari),” ujar Kepala Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho.
Cahyo menambahkan dari analisis dinamika atmosfer menunjukkan kondisi ektrem ini dipicu oleh aktifnya gelombang Ekuatorial Rosby yang merdampak memicu pertumbuhan awan-awan konvektif ditambah dengan kondisi kelembaban udara dalam katagori lembab hingga lapisan 200 mb (12000 meter).
“Kondisi ini mendukung pembentukan awan konvektif dengan puncak awan yang tinggi sehingga menimbulkan hujan lebat disertai kilat atau petir,” ungkap Cahyo.
Menurutnya dalam tiga hari ke depan masih berpotensi terjadinya hujan ringan hingga sedang disebagian besar wilayah Bali. Imbauan kepada masyarakat agar memperhatikan informasi cuaca terkini yang dikeluarkan oleh BMKG melalui media sosial resmi.
Sementara itu, hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang melanda Bali sejak Selasa (9/9) malam hingga Rabu (10/9) mengakibatkan jaringan listrik di sejumlah wilayah mengalami kerusakan. Tiang roboh, gardu terendam, dan kabel putus membuat puluhan ribu pelanggan mengalami terhentinya pasokan listrik.
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali mengerahkan petugas untuk mempercepat pemulihan dengan tetap mengutamakan keselamatan masyarakat, lingkungan, serta keselamatan kerja bagi para petugas.
Berdasarkan data hingga Rabu (10/9) pukul 10.00 WITA, kondisi kelistrikan di Bali Selatan menjadi yang paling terdampak, mencakup Denpasar, Sanur, Kuta, dan Tabanan. Tingkat pemulihan di wilayah ini telah mencapai sekitar 40 persen, sementara sebagian jaringan masih dalam pengerjaan akibat akses yang terhalang banjir.
Di Bali Timur, gangguan terjadi di Gianyar dengan sejumlah tiang roboh akibat longsor dan banjir, namun secara keseluruhan tingkat pemulihan mencapai 99 persen.
Sementara itu, Bali Utara termasuk Jembrana, Gilimanuk, dan Singaraja juga terdampak, namun pemulihan sudah mencapai 98 persen, sehingga sebagian besar pelanggan kembali mendapat pasokan listrik.
General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat. “Kami memahami kesulitan yang dialami warga, terlebih di saat umat Hindu di Bali tengah merayakan Hari Raya Pagerwesi. Tim PLN bekerja siang dan malam agar pasokan listrik segera pulih,” kata Eric Rossi.
Ia menegaskan prioritas kami adalah memastikan layanan di fasilitas vital seperti rumah sakit dan bandara tetap terjaga, kemudian menyala bertahap ke pelanggan lainnya. BBMKG Wilayah III Denpasar sebelumnya merilis peringatan dini mengenai potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di hampir seluruh wilayah Bali.
Pemerintah daerah juga mengingatkan masyarakat untuk waspada banjir dan longsor, sementara laporan warga melalui media sosial memperlihatkan kondisi banjir yang turut mengganggu pasokan listrik, khususnya di Denpasar, Tabanan, dan Kuta. PLN UID Bali mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap bahaya listrik di tengah banjir. Masyarakat diminta segera melaporkan ke PLN bila perlu tindakan pengamanan.
Jika air mulai masuk rumah, segera matikan listrik dari kWh meter atau MCB, hindari menyentuh peralatan listrik dengan tangan basah, gunakan penerangan darurat yang aman, dan laporkan gangguan melalui aplikasi PLN Mobile atau Contact Center 123. (zae)
BPBD Bali Catat Korban Meninggal Akibat Bencana 9 Orang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali melakukan update bencana banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di Bali pada Rabu (10/9). “BPBD Provinsi Bali telah menerima 180 laporan kejadian bencana di beberapa wilayah,” jelas Kepala bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Bali, Eka Saputra.
Laporan kejadian bencana meliputi banjir di 127 titik. Dari jumlah tersebut terinci 81 titik di Kota Denpasar, 14 titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Badung, 8 titik masing-masing di Kabupaten Tabanan dan Jembrana serta 4 titik di Kabupaten Karangasem.
Sedangkan bencana tanah longsor di 20 titik. Adalah 12 titik di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten Gianyar, 2 titik di Kabupen Klungkung, 1titik di Kabupen Badung. Kemudian bencana pohon tumbang di 14 titik. Yaitu 5 titik masing-masing di Kabupaten Karangasem dan Klungkung, serta 2 titik masing-masing di Kabupaten Gianyar dan Badung.
Sementara itu, jembatan jebol atau putus rusak di 2 titik yaitu di Kabupaten Gianyar dan di Kabupaten Karangasem.
Selain itu, juga ada bencana penyengker jebol di 4 titik, senderan jebol di 7 titik di Kabupaten Karangasem, tembok jebol di 4 titik. Kemudian jalan rusak di Kabupaten Karangasem dan bangunan roboh atau jebol 1 titik di Kota Denpasar.
Saat ini operasi lapangan difokuskan pada upaya evakuasi warga terdampak, pembersihan daerah yang sudah surut air dan koordinasi penanganan darurat bersama BPBD kabupaten/kota, Tagana, Basarnas, PMI, Damkar, DKLH, Dinas PUPR, Dinkes dan instansi terkait lainnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan yang diterima, kejadian ini juga mengakibatkan 9 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut terinci, banjir Tukad Badung, Kota Denpasar korban 4 meninggal dunia, 2 dalam pencarian.
Banjir di Kabupaten Jembrana 2 meninggal dunia, di Kelurahan Dauh Puri, Denpasar 1 meninggal dunia, Banjar Klecung Umalas Kerobokan Kelod, Kabupaten Badung 1 meninggal dunia dan tembok rumah roboh di Desa Temesi Kecamatan Gianyar 1 meninggal dunia. “Total korban meninggal dunia capai 9 orang. Dan dalam pencarian 2 orang,” imbuhnya.
Pos Pengungsian tersedia di 1 titik yaitu di SD 25 Pemecutan, Kota Denpasar. Jumlah warga yang mengungsi 8 orang dengan rincian balita (1L) dan Dewasa (3L/4P). Serta 1 titik di Banjar Dakdakan, Peguyangan, Kota Denpasar jumlah pengungsi 75 orang. (sar)