Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Misbahul Munir
TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Dokter RSUD Sosodoro Djatikusumo Bojonegoro menyebut luka bakar yang dialami pasiennya masuk derajat 3 (luka serius) sehingga harus dilakukan operasi untuk menutup luka.
Pasien berinisial DP (24), warga Desa Wangluwetan, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, mengalami luka bakar serius di kaki kiri saat menjalani tindakan medis berupa operasi tulang belakang.
Dokter spesialis ortopedi RSUD, dr. Donny Noerhadiono, Sp.OT, yang menangani langsung operasi tersebut, menjelaskan bahwa tindakan medis sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
dr Donny menyebut bahwa insiden luka bakar yang dialami pasiennya itu, murni kecelakaan. Dia menepis adanya unsur kelalaian dalam penanganan pasien.
"Ini adalah operasi ketiga pada pasien yang sama. Semua prosedur kami lakukan sesuai SOP. Luka yang timbul bukan karena malpraktik, melainkan murni kejadian tidak diinginkan (KTD). Tidak ada satu pun tenaga medis yang menghendaki hal ini," tegas dr. Donny, dalam konferensi pers, kamis (11/9/2025).
Lebih lanjut, Donny mengaku sepanjang kariernya selama 12 tahun berpraktik di RSUD Sosodoro, baru kali ini mendapati kasus seperti ini.
“Selama belasan tahun bekerja, baru kali ini saya menemui kondisi seperti ini. Ini di luar kendali kami. Bahkan bisa saya katakan, ini adalah kehendak Allah,” ungkapnya.
Terkait luka bakar yang diderita pasien, dr. Donny menjelaskan hal itu dipicu oleh gangguan teknis pada alat Electro Surgical Unit (ESU) atau kouter, alat yang digunakan menghentikan perdarahan selama operasi.
Dia mengaku baru mengetahui adanya luka bakar di kaki pasiennya. Setelah selesai melakukan tindakan medis operasi tulang punggung.
"Operasinya kurang lebih 1 jam, jadi luka yang dialami pasien ini masuk dalam kategori derajat 3 di bagian kaki kiri. Luka ini cukup serius karena menembus lapisan kulit hingga jaringan dalam," jelasnya.
"Jadi lukanya itu, sebesar separuh telapak tangan. Karena cukup besar. Mau tidak mau, pasien harus menjalani operasi lanjutan membersihkan jaringan yang rusak, dan untuk menutup luka agar tidak menimbulkan infeksi berbahaya," sambungnya.
Sementara itu, mengenai alat medis yang rusak, Donny berdalih bahwa sebelum digunakan pada DP, alat tersebut masih berfungsi dengan baik pada pasien sebelumnya. kasus ini sepengetahuannya, dapat terjadi 1000 banding 1 kasus serupa.
"Sementara untuk operasi tulang punggung, alhamdulillah berjalan dengan lancar, kemudian untuk luka pasca operasi sekarang juga sudah mulai membaik," singkatnya.
Menambahkan, Direktur RSUD Bojonegoro Ani Pujiningrum memastikan pihaknya bakal tanggungjawab penuh terhadap pemulihan pasien.
"Kami juga bakal jemput bola, untuk cekup rutin nona D (pasien) seminggu sekali. Kamudian, kami juga mengutus perawat kami untuk melakukan perawatan terhadap luka yang dialami sekurangnya dua hari sekali," tambahnya.
Meski pihak RSUD menegaskan kasus ini bukan malpraktik atau keteledoran, suara sumbang masih menggaung, mempertanyakan bagaimana mungkin peralatan medis modern bisa menimbulkan luka separah itu di ruang operasi