BPBD Kerahkan Dua Alat Berat Bersihkan Material Longsor di Karanganyar Gunung
M Syofri Kurniawan September 12, 2025 08:32 AM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Herman bersama warga lainnya, RT 06 RW 04 Karanganyar Ledok, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, sibuk membersihkan lumpur hitam setebal 15 sentimeter yang menutupi lantai rumahnya, Kamis (11/9/2025). 

Lumpur itu sisa banjir bandang yang melanda kawasan pemukiman mereka sehari sebelumnya.

“Alhamdulillah, kondisinya baik-baik semua. Dari perusahaan (pabrik es pemicu talut longsor—Red) juga sudah men-support, dibereskan. Warga sudah dievakuasi ke kos-kosan depan Atlanta,“ kata Herman kepada Tribun Jateng.

Menurut Herman, rumah tetangganya, Suparmi menjadi yang paling parah karena terdampak longsor talut milik pabrik es setinggi 20 meter.

Musibah terjadi, pada Rabu (10/9/2025) pukul 10.00, lalu sore harinya turun hujan deras dan menyebabkan banjir bandang yang menelan tiga rumah itu. 

“Oleh karena sungainya tersumbat longsor itu, terus kan air kiriman dari atas. Sebelumnya belum pernah ada banjir. Baru kali ini,” kata dia.

Kemarin warga sibuk membersihkan rumah.

Mereka mencari barang berharga yang mungkin masih bisa diselamatkan. 

“Banyak yang hilang, ada uang, ada perhiasan. Kalau surat-surat berharga, alhamdulillah, selamat. Airnya kemarin datang cepat sekali, enggak sampai lima menit sudah tinggi,” tutur Herman, yang mengaku sudah 35 tahun tinggal di lokasi tersebut.

Meski kehilangan cukup besar, ia bersyukur seluruh warga selamat.  

Herman memperkirakan kerugian yang ia alami mencapai Rp 50 juta, termasuk perhiasan, kasur, hingga pakaian. 

“Kalau perbaikan rumah, masih belum bisa komentar. Kejadiannya baru kemarin, jadi kita masih fokus bersih-bersih,” ujarnya. 

Penanganan pascalongsor

Sementara itu, Kamis kemarin, Pemkot Semarang bersama pihak terkait terus melakukan penanganan pascalongsor dan banjir bandang di Karanganyar Gunung.

Petugas fokus pada upaya memperlancar aliran sungai di belakang permukiman warga agar tidak kembali meluap.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan pemilik pabrik es, yang bertanggung jawab dari talut yang longsor, serta aparat kecamatan.

“Yang pertama kami amankan saluran, biar alirannya lancar. Kalau seperti kemarin, hujan deras dan ada jembatan di sini, air bisa naik sampai satu meter lebih. Itu yang dikhawatirkan warga,” ujar Suwarto.

Menurut Suwarto, relokasi sementara sudah dilakukan terhadap warga yang terdampak.

Total ada 14 keluarga dari empat rumah yang kini menempati kos di depan Atlanta.

“Pihak pabrik es berkomitmen penuh menangani. Kami dari Pemkot membantu koordinasi, pengawasan, dan yang terpenting penyelamatan warga,” tambahnya.

Suwarto menyebut, untuk mempercepat proses evakuasi material longsoran, satu ekskavator dan satu crane diturunkan di lokasi.  

“Medan memang sulit karena posisi rumah berada di lereng, jadi butuh alat berat untuk mengangkat material ke atas,” terangnya.

Ia menambahkan, secara teknis longsor dipicu kondisi bangunan lama yang tidak diperkuat struktur bawahnya.  

“Struktur bawah itu penting. Beban di atas cukup berat, tapi tidak diperhitungkan. Sebelum kejadian sudah ada retakan dan pekerja sempat diliburkan, lalu akhirnya longsor,” kata Suwarto.

Camat Candisari, Cipta Nugraha, menegaskan total ada 26 jiwa yang kini mengungsi.

“Awalnya, satu rumah terdampak longsor, lalu sore harinya hujan deras membuat tiga rumah lain ikut terkena imbas,” kata Cipta.

“Warga sudah kami ungsikan, kebutuhan akomodasi dipenuhi PT (pabrik es—Red) terkait, sementara tim kesehatan dari DKK juga membuka posko,” jelasnya.

Ia memastikan, tidak ada korban luka berat dalam peristiwa tersebut.  

“Hanya trauma saja, tidak ada luka serius,” kata Cipta.

Untuk jangka panjang, pihaknya meminta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi geografis sekitar. (Rezanda Akbar D)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.