PROFIL Harjo Sutanto Pendiri Wings Group Meninggal di Usia 102 Tahun, Masuk Daftar Orang Terkaya
Moch Krisna September 13, 2025 02:33 AM

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenang pendiri Wings Group, Harjo Sutanto, yang meninggal dunia di usia 102 tahun pada Rabu (10/9/2025).

Sosok miliarder senior ini tutup usia setelah lebih dari satu abad berkarya di industri konsumer.

Kepergiannya menyisakan duka mendalam, sekaligus meninggalkan warisan besar bagi dunia bisnis Indonesia.

Jenazah Harjo saat ini disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya, Jawa Timur.

 

Profil Harjo Sutanto

Harjo Sutanto memiliki nama lengkap Joseph Harjo Sutanto atau Tan Siek Miauw. 

Ia lahir di Tulungagung, 10 Maret 1923.

Dirinya merupakan sosok penting dalam perjalanan industri Indonesia.

Melalui dedikasinya, produk Wings mampu dikenal bukan hanya di Indonesia namun juga dunia internasional.
 
Harjo Sutanto memulai perjalanan bisnisnya dengan cara sederhana menjajakan sabun dari rumah ke rumah di kota kecil Jawa Timur.

Dari sabun keliling itu lahirlah Wings Group, salah satu perusahaan consumer goods terbesar di Indonesia.

Awalnya hanya memproduksi sabun batang dengan merek Fa Wings, lalu berkembang pada 1971 lewat sabun krim Wings Ekonomi.
 
Seiring waktu, Wings melahirkan berbagai produk populer seperti sabun GIV, sabun mandi Nuvo, deterjen So Klin, pasta gigi Ciptadent, hingga produk anak-anak Kodomo.

Tak hanya itu, sayap bisnis Wings juga melebar ke industri makanan lewat Mie Sedaap, yang sukses menembus pasar ekspor dan menjadi pesaing serius Indomie.

Wings bahkan ikut masuk ke bisnis ritel modern dengan membawa franchise FamilyMart ke Indonesia.

Putra tertua Hanny paling aktif dalam bisnis dan merupakan direktur di sejumlah perusahaan yang dioperasikan oleh Wings atau dalam kemitraan. 

Sementara itu Fifi memimpin di Ecogreen, anak perusahaan Wings yang aktif dalam produk oleo-kimia.

Adapun, ketika Johannes Katuari tutup usia, putra Johannes, Eddy Katuari, mengambilalih kepemimpinan Wings Group pada 2004.

Pada 2020, kekayaannya tercatat sekitar 530 juta dolar AS atau setara Rp 8,6 triliun pada 2025. 

Dia juga dikenal sebagai "miliarder tertua" di Indonesia, karena meski sudah berusia di atas 100 tahun, masih memiliki pengaruh dalam industri barang konsumen.

Kisah hidup Harjo Sutanto sering dijadikan contoh ketekunan dan konsistensi dalam membangun merek lokal yang bisa bersaing global.

Dari sabun keliling hingga jadi raksasa konsumer, jejak Harjo akan selalu dikenang dalam sejarah bisnis Indonesia.

Nama Harjo Sutanto yang selama ini dikenal sebagai pendiri Wings Group jadi sorotan setelah perusahanya mulai masuk bisnis produk air kemasan.

Mereknya Aquaviva, dan menjadi bagian dari lini bisnis baru Wings Group.

Wings Group mulai menguasai pasar air kemasan dengan produk barunya, Aquviva.

Nama Aquviva sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu aqua (air) dan viva (hidup), yang secara harfiah bisa diartikan sebagai "air kehidupan".

Filosofinya air ini dianggap sebagai air minum murni untuk mendukung gaya hidup sehat.

Produknya dengan cepat membanjiri pasar, dari mulai toko modern hingga warung-warung kecil.

Air mineral merek ini dijual dalam tiga jenis kemasan meliputi 250 ml, 700 ml, dan 1600 ml.

Meski usianya belum genap setahun, Aquviva sudah memperluas jaringan distribusinya tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga ke daerah-daerah kecil di Indonesia. 

Sejumlah merk produknya juga relatif sudah sangat familiar di Indonesia.

 

Satu Anaknya Meninggal Tragis

Sementara itu, Harjo Sutanto disebut-sebut memiliki empat orang anak.

Keempat anak Harjo Sutanto itu adalah Hanny Sutanto, Silviana Sutanto, Handoyo Sutanto dan Yenny Sutanto.

Seperti ayahnya, yang memiliki darah bisnis seperti Sutanto.

Namun dari keempatnya, ada satu anak Harjo Sutanto yang bernasib tragis.

Anak Harjo Sutanto yang bernasib tragis itu adalah Silvana Regina Sutanto.

Silvana Sutanto meninggal dalam kebakaran saat mengunjungi Kodiak Lodge yang terletak di sebuah lepas pantai di Alaska, Amerika Serikat 2016 silam.

Saat itu, berpulangnya Silvana sekaligus berbarengan dengan beredarnya informasi bahwa produsen consumer goods yang berbasis di Surabaya itu kehilangan ahli waris (orang yang berhak menerima warisan) takhta perusahaan.

Kala itu, Group Head of Marketing Communications PT Sayap Mas Utama (Wings Food) Aristo Kristandyo mengungkapkan, hingga kini pihaknya masih berduka atas meninggalnya Silvana yang juga anak dari pendiri perseroan itu.

"Kami berbelasungkawa, tetapi kami tidak bisa berkomentar lebih jauh. Ini soal keluarga, bukan korporasi," ujar Aristo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/6/2016).

Menurut Aristo, Silvana bukanlah ahli waris takhta perusahaan.

"Yang perlu diluruskan adalah Silvana itu bukan pewaris (ahli waris) takhta. Hanya saja, di media asing disebutkan Silvana adalah ahli waris takhta. Saya lupa Silvana itu anak ke berapa, yang pasti Silvana bukan ahli waris takhta," kata Aristo.

Aristo menjelaskan, selama hidupnya, Silvana tidak pernah bekerja di Indonesia, termasuk di Wings Group.

Silvana juga bukan warga negara Indonesia (WNI), melainkan warga negara Singapura. 

Harjo Sutanto memiliki nama lengkap Joseph Harjo Sutanto atau Tan Siek Miauw meninggal dunia pada 10 September 2025 di usia 102 tahun.
 
Jenazah Harjo saat ini disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Surabaya, Jawa Timur.

(*)

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.