7 Fakta Baru Kematian Arya Daru: Makam Diacak-acak, Keluarga Diteror hingga Minta Perlindungan LPSK
Awaliyah P September 15, 2025 04:32 AM

7 Fakta Baru Kematian Arya Daru: Makam Diacak-acak, Keluarga Diteror hingga Minta Perlindungan LPSK

TRIBUNJATENG.COM - Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), masih menjadi perhatian publik.

Arya ditemukan meninggal dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning pada Juli lalu.

Setelah pemakamannya, muncul sejumlah kejanggalan baru.

Makam Arya disebut diacak-acak oleh pihak tak dikenal.

Bunga di atas kuburan diganti tanpa sepengetahuan keluarga.

Tidak hanya itu, keluarga juga menerima teror berupa simbol misterius.

Karena merasa terancam, enam anggota keluarga Arya akhirnya mengajukan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Berikut tujuh fakta terbaru terkait  kematian Arya Daru.

1. Makam diacak-acak dan bunga diganti diam-diam

Keluarga menemukan bunga di makam Arya sudah diganti orang tak dikenal.

Hal ini dikonfirmasi Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias.

"Soal makam almarhum yang bunganya diganti oleh orang yang tidak dikenal atau pihak tak dikenal," kata Susi dikutip dari Kompas.com, Minggu, (14/9/2025).

2. Keluarga diteror simbol misterius

Beberapa hari setelah Arya meninggal, keluarga menerima pesan berupa simbol-simbol aneh.

Simbol itu menambah rasa curiga keluarga bahwa kematian Arya tidak wajar.

3. Muncul amplop cokelat misterius

Komisioner Kompolnas, Mochammad Choirul Anam, membeberkan adanya amplop cokelat yang sempat diterima pihak keluarga.

Temuan ini diungkap saat Kompolnas mendatangi rumah keluarga Arya di Yogyakarta.

4. Kondisi jenazah penuh kejanggalan

Arya Daru ditemukan meninggal dengan kepala terikat lakban.

Fakta ini membuat keluarga yakin ada hal yang janggal di balik kematian sang diplomat.

5. Keluarga ajukan perlindungan ke LPSK

Enam anggota keluarga Arya resmi mengajukan permohonan perlindungan pada akhir Agustus 2025.

Mereka merasa terancam setelah menerima teror dan menemukan kejanggalan.

6. LPSK membenarkan permohonan perlindungan

Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias, membenarkan adanya permohonan tersebut.

"Sekarang kami masih verifikasi berkas atau telaah administrasi," ujarnya, dikutip dari TribunMedan.com.

7. Kompolnas sebut indikasi awal tanpa keterlibatan pihak lain

Meski keluarga merasakan banyak kejanggalan, kematian Arya Daru pernah diungkap sebagai bunuh diri dan tidak ada keterlibatan pihak lain.

"Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Mochammad Choirul Anam dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Keluarga Arya Daru Bantah Sang Diplomat Bunuh Diri

Sebelumnya keluarga Arya Daru akhirnya angkat bicara soal meninggalnya diplomat muda tersebut.

Polisi sempat menyebut kasus ini mengarah pada dugaan bunuh diri, namun keluarga menolak keras anggapan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, muncul sejumlah kejanggalan yang membuat keluarga merasa penyelidikan tidak boleh berhenti.

Bukan hanya soal amplop misterius yang tiba-tiba diterima setelah pemakaman, atau akun Instagram dan WhatsApp Arya yang sempat aktif meski ponselnya disebut hilang, keluarga juga menyinggung banyak hal lain yang dianggap janggal.

Melalui kuasa hukumnya, keluarga menegaskan Arya tidak mungkin mengakhiri hidupnya sendiri.

Ia disebut tengah bahagia karena akan bertugas ke Finlandia bersama keluarga.

Di sisi lain, berbagai fakta baru terungkap, mulai dari dugaan adanya orang-orang yang harus diperiksa lebih dalam, hingga desakan agar polisi melakukan autopsi ulang untuk memastikan penyebab kematian.

Dengan sederet temuan dan pertanyaan baru ini, keluarga berharap penyelidikan dilanjutkan dan dilakukan secara terang-benderang.

Mereka ingin keadilan bagi Arya, sekaligus jawaban dari misteri yang sampai sekarang belum juga terpecahkan.

Ayah Arya Daru, Subaryono, untuk pertama kalinya tampil di depan publik.

Ia mengaku baru bisa berbicara karena keluarga masih dalam keadaan syok.

"Banyak yang bertanya mengapa tidak ada suatu statement dari keluarga karena ada dalam keadaan syok," kata Subaryono.

Selain itu, istrinya tengah berjuang melawan kanker usus, sehingga ia memilih diam sementara waktu.

Kini, keluarga menunjuk dua pengacara, Dwi Librianto dan Nicholay Aprilindo, untuk mendampingi mereka.

"Baru tadi malam kami mendapat surat kuasa dari istrinya Meta Ayu Puspitantri," ujar Dwi Librianto.

Kuasa hukum keluarga menegaskan Arya sedang dalam kondisi bahagia karena akan bertugas ke Finlandia.

"Sudah mengurus paspor bagi istrinya bagi anak-anaknya bagi orang tuanya bagi mertuanya bahkan sudah beli tiket berangkat ke Finlandia," jelas Nicholay Aprilindo.

Persiapan keberangkatan sudah lengkap.

Keluarga menilai tidak ada tanda-tanda Arya tertekan.

"Menurut cerita keluarga mereka semua dalam keadaan bahagia Daru pun dalam keadaan happy," tegas Nicholay.

Ayah Arya juga mengatakan sang anak tidak pernah membicarakan masalah pekerjaan secara rinci.

"Yang dia ceritakan adalah hal yang membuat keluarga bangga," ujarnya.

Di sisi lain,  akun media sosial Arya yang sempat aktif setelah ia meninggal.

Padahal, menurut polisi, ponselnya hilang.

"Kami baru mendapatkan informasi dari istrinya (Arya Daru), keluarganya, beberapa waktu yang lalu Instagram dari almarhum saat ini on," kata Nicholay.

Keluarga mencoba mengirim pesan lewat WhatsApp.

"Dan itu centang dua. Berarti kan on kalau centang dua. Ini menjadi misteri juga," ujarnya.

Tak lama berselang, akun tersebut kembali tidak aktif.

Keluarga merasa banyak hal yang belum terungkap dari kematian Arya.

Karena itu, mereka mendesak polisi melakukan autopsi ulang serta rekonstruksi.

"Penasihat hukum keluarga minta kepolisian untuk melakukan rekonstruksi ulang, kemudian otopsi lengkap dari almarhum untuk mengetahui penyebab kematian," kata Nicholay.

Ia menyinggung soal ditemukannya obat CTM dan parasetamol.

Padahal, Arya disebut tidak punya riwayat alergi dan tidak pernah mengonsumsi CTM.

"Dari mana CTM itu masuk dan berapa kadarnya sampai sekarang belum diungkapkan."

"Kalau autopsi lengkap harus diambil ginjalnya, paru, jantung, sehingga mengetahui kandungan obat apa dan zat apa di dalam tubuh korban," jelasnya.

Selain itu, keluarga juga mempertanyakan luka lebam di tubuh Arya yang hingga kini belum mendapat penjelasan. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.