SURYA.CO.ID, PONOROGO - Menteri Agama (Menag) RI, Prof Nasaruddin Umar ke Bumi Reog, Minggu (14/9/2025). Prof Nasarudin memberikan kuliah umum Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Ponorogo,
Menag Prof Nasaruddin memberikan kuliah umum di Gedung Watoe Dakon, Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besar Ponorogo, Jalan Pramuka, Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan, Kabupaten Ponorogo.
Di hadapan para dosen, mahasiswa dan perwakilan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Jatim itu, Menteri Prof Nasaruddin menjelaskan tentang Kurikulum Berbasis Cinta.
“Kurikulum Berbasis Cinta tidak hanya berfokus pada transfer knowledge (ilmu). Namun menanamkan nilai-nilai cinta, kebersamaan dan tanggung jawab ekologis,” ungkap Nasaruddin.
Penanaman itu dilakukan sejak dini, mulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Seluruh kampus yang di bawah Kementerian Agama (Kemenag) tidak hanya menjadi lembaga akademik.
Lebih dari itu, juga menjadi lembaga dakwah. Lantaran Kurikulum Berbasis Cinta menerapkan teori ekologi.
"Bagaimana kampus ini menjadi lembaga ganda tanpa mereduksi satu sama lain. Kampus UIN harus menjadi lembaga akademik dan institusi dakwah," ujar Nasaruddin.
Sehingga, jelasnya, tanggung jawab sebagai rektor dan dosen bukan hanya melahirkan seorang ilmuwan tetapi juga melahirkan seorang intelektual.
“Bahkan ketika menjadi alumni diharapkan menjadi seorang cendekiawan muslim," papar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini.
Ia meyakini bahwa Kurikulum Berbasis Cinta akan berdampak positif bagi perkembangan peserta didik. Juga membentuk generasi yang toleran dan berkepribadian inklusif.
“Kurikulum Berbasis Cinta juga diharapkan membentuk kebiasaan sosial yang lebih sehat, baik dalam relasi sosial maupun dalam kepedulian terhadap lingkungan,” ucapnya.
Perihal teologi, ia menyebutkan harus bisa melahirkan logos yang hebat, lalu menjadi habit yang istimewa. Bagaimana bisa mengartikulasikan teologi menjadi logos dan habitnya.
“Nanti menjadi rahmatan lil alamin, itulah eko-teologi. Maka kita sekarang ingin bertransformasi dari trilogi jilid pertama ke jilid kedua, kerukunan internal umat bergama. Kedua, kerukunan antar umat beragama. Maka dengan KBC eko-teologi kita implementasikan hari ini di Ponorogo,” terangnya.
Nasaruddin juga meminta Mahasiswa UIN menjadi seperti obor. Di mana tidak hanya menerangi dirinya sendiri tetapi juga lingkungan sekitarnya.
“Maka saya sampaikan bahwa UIN itu backgroundnya harus beda dengan perguruan tinggi sekuler lainnya, di sini tanggung jawab berat bagi dosen," terangnya.
Nassaruddin menjelaskan kurikulum cinta menjadi acuan dasar bagi para pendidik dalam mengintegrasikan nilai-nilai cinta ke dalam proses belajar mengajar.
“Tidak hanya dalam pelajaran agama, tetapi juga lintas mata pelajaran. Artinya guru dan dosen tidak lagi hanya mengajarkan kognisi, tetapi juga membentuk kharakter melalui pendekatan kasih sayang dan empati,” pungkasnya. ****