Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menilai banyaknya kejadian kebakaran di Jakarta merupakan tanda bahwa beberapa hal di Jakarta masih perlu dibenahi.

Diketahui, pada tahun 2025 sejak Januari hingga September tercatat sebanyak 1.195 kejadian kebakaran di Jakarta.

“Terjadinya peristiwa kebakaran mengindikasikan sejumlah pekerjaan rumah yang belum terselesaikan,” kata Pramono di Kantor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin.

Adapun hal-hal yang perlu dibenahi, kata Pramono, adalah implementasi program pencegahan kebakaran yang belum terlaksana secara optimal.

Tak hanya itu, sistem proteksi dini kebakaran yang telah terpasang tidak berfungsi sebagaimana mestinya serta kurangnya sumber daya manusia yang mampu melakukan pemadaman pada tahap dini secara tepat sebagai langkah antisipasi kebakaran.

Kendati demikian, Pramono menyebut dari 1.195 kejadian kebakaran yang terjadi sepanjang 2025, sebanyak 22 persen atau 267 kebakaran dapat diatasi oleh masyarakat.

Oleh karena itu, dia memberikan apresiasi atas keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam menanggulangi kebakaran khususnya di sekitar pemukiman.

“Saya sebagai Gubernur Jakarta sungguh-sungguh menyampaikan terima kasih dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat agar terus ditingkatkan untuk memastikan penanganan kebakaran dilakukan secara cepat, aman, dan efektif,” kata Pramono.

Selain itu, Pramono menilai pemadam kebakaran di Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang diakui oleh dunia. Hal ini terbukti dengan banyaknya prestasi Damkar Jakarta saat mengikuti perlombaan di luar negeri.

Guna menekan risiko dan dampak dari kejadian kebakaran, Pramono juga menegaskan komitmen bahwa Pemprov DKI Jakarta untuk terus memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Upaya tersebut dilakukan melalui implementasi berbagai regulasi yang telah diterapkan serta kegiatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.