BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Budidaya bawang merah (allium cepa) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), terus berkembang. Bahkan pada Selasa (16/9/2025) pagi dilakukan panen raya di kebun petani di Dusun Jayau, Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari.
Panen raya tersebut dilakukan langsung oleh Bupati Tala H Rahmat Trianto bersama Dandim 1009/TLa Letkol Inf Adhy Irawan, pejabat Dinas Pertanian Kalsel, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Tala HM Faried Widyatmoko, Camat Pelaihari, dan lainnya.
Hamparan kebun bawang tersebut milik Yadi, warga RT 6 Dusun 2 (Jayau) seluas 0,30 hektare. Terlihat hamparan tanaman bawangnya subur menghijau dan umbinya cukup besar. Penanamannya ditumpangsari dengan cabai.
Bupati H Rahmat senang atas kesuksesan petani setempat dalam membudidayakan bawang merah. Sejak beberapa tahun lalu hingga sekarang beberapa petani di Desa Ambungan terus konsisten membudidayakan komoditas ini dan selalu berhasil.
Sebagai kepala daerah dirinya sangat mendukung pengembangan bawang karena berdasar data BPS (Badan Pusat Statistik) Tala, bawang merah berkontribusi langsung terhadap inflasi.
Karena itu pemerintahannya melakukan upaya pengendalian inflasi tersebut dengan bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani untuk terus membudidayakan bawang merah.
Sementara ini, sebut H Rahmat, baru lima kecamatan yang telah ada pembudidayaan bawang merah yaitu Pelaihari, Bajuin, Kurau, Kintap, dan Panyipatan. "Ini akan terus kita kembangkan hingga pada semua kecamatan," tandasnya.
Produksi bawang merah yang dihasilkan selama ini cukup bagus. Contohnya di kebun bawang milik Yadi, produksinya saat ini mencapai 35,8 ton basah atau sekitar 26 ton. Setidaknya setengahnya apabila dala kondisi kering.
"Terima kasih kepada para petani yang terus mau membudidayakan bawang merah karena ada beberapa hal yang menyebabkan bawang merah berdampak langsung terhadap inflasi yaitu cuaca dan petani di Tala masih perlu pembelajaran untuk membudidayakannya," kata Bupati.
Ke depan pihaknya mengharapkan partisipasi dari semua pihak seperti Forkopimda, pemerintah provinsi dan pusat untuk berkolaborasi mengembangkan bawang merah. Pasalnya, komoditas ini berdampak langsung terhadap inflasi.
Karena itu harganya pun cenderung tinggi. Di Kalsel, Tala yang masih mampu menahan inflasi bawang merah. Ini tak lepas dari kegigihan sejumlah petani yang terus membudidayakan bawang merah.
H Rahmat menegaskan pemerintahannya juga akan terus mengalokasikan anggaran untuk perluasan pengembangan bawang merah.
Pemerintahannya juga akan menggandeng Kodim dan Polres untuk bersama-sama mendorong kalangan petani di Tala untuk membudidayakan bawang merah.
Kalangan penyuluh (PPL) juga akan terus dipacu untuk melakukan pendampingan pada kelompok-kelompok tani dalam memperluas pengembangannya hingga ke seluruh kecamatan di Tala.
Sementara saat ini dikatakannya yang terbanyak yakni di Kecamatan Pelaihari dengan total luasan sekitar lima hektare.
(banjarmasinpost.co.id/banyu langit roynalendra nareswara)