MUI dan Mufti Kazakhstan Teken MoU Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin, Ini 7 Poin Kesepakatannya
Hari Widodo September 21, 2025 05:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID- Pada momen VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions di Astana, Kazakhstan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Spiritual Muslim Kazakhstan (Muftyat) Kazakhstan melakukan penandatangan MoU untuk pengembangan dakwah Islam di kedua negara, Rabu (17/9/2025).

Ada beberapa bidang yang disepakati dalam MoU tersebut, antara lain :

  1. Dakwah Islam Wasathiyah yang mengutamakan nilai risalah Islam Rahmatan Lil Alamin, dan mencegah ekstremisme dan radikalisme agama.
  2.  Bidang Fatwa antara lain melalui tukar menukar informasi, seminar, riset dan penerbitan masalah-masalah Syariah.
  3. Mengembangkan dialog antar agama dan peradaban di kedua negara.
  4. Pertukaran pengalaman antar ulama, cendekiawan muslim, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda antara Kazakhstan dan Indonesia.
  5.  Bersama-sama memanfaatkan potensi Kecerdasan Buatan (Al) dalam mempromosikan nilai-nilai Islam.
  6.  Penelitian dan publikasi bersama.
  7. Webinar, diskusi, simposium, dan lokakarya. 

Wakil Ketua Umum MUI, Buya Dr. Anwar Abbas mengapresiasi acara VIII Congress of The Leaders of World and Traditional Religions tersebut.

“Kegiatan ini sangat bagus. Para delegasi dengan para pemimpin dunia, pemimpin agama, dan pemimpin pemerintah dari berbagai negara. Congress ini juga memberikan kesempatan para delegasi untuk saling belajar dan sharing masalah yang terkait agama, sosial, dan politik dengan pemimpin-pemimpin lain. Tema yang diangkat dalam Plenary session tentang Dialogue of Religions: Synergi for Future juga sangat menarik karena kita bisa mengevaluasi apa yang terjadi terkait konflik antar umat beragama, peran tokoh agama, dan apa agenda kedepan” tutur Buya Anwar.

Buya Anwar juga menyampaikan kesenangannya bisa berkunjung ke Astana.

Menurutnya, ini merupakan pengalaman pertama dirinya mengunjungi Astana dan Kazakhstan. Ia pun  terkesan dengan kebersihan dan keteraturan kota ini dan juga impressive dengan keramahtamahan orang-orang Kazakhstan.

"Saya berharap MoU antara MUI dan Muftihat Kazakhstan segera bisa dilaksanakan dengan baik. Mou ini sangat penting sebagai sarana memperkuat hubungan Indonesia-Kazakhstan di masa depan”, ujar Buya Abbas.

Dubes RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Dr M Fadjroel Rachman menyampaikan apresiasi atas kerjasama tersebut. 

“Selamat atas penandatangan MoU antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muftiyat Kazakhstan,"ucap Dubes Fadjroel.

Menurutnya, kerjasama kedua lembaga dengan penduduk mayoritas muslim tersebut sebagai bukti semakin majunya hubungan antara Indonesia dan Kazakhstan.

"Kami berterimakasih atas kedatangan Buya Anwar Abbas dan Mas Fuad Fanani di VIII Congress of The Leaders of World and Traditional Religions ini sebagai bagian dari ikhtiar memajukan diplomasi budaya Indonesia di Kazakhstan dan dunia,"ungkapnya.

Dr. Ahmad Fuad Fanani yang merupakan anggota delegasi Indonesia di acara tersebut menilai bahwa VIII Congress of the Leaders of World and Traditional Leaders di Astana ini sangat strategis.

Forum internasional ini, memberikan sebuah pengalaman baru bagi dirinya untuk melihat langsung bagaimana para tokoh agama tingkat dunia, para pemimpin dunia, dan pimpinan negara berkumpul bersama-sama untuk mendiskusikan berbagai persoalan yang dihadapi dunia hari ini.

Congress of Leaders of World and Traditional Religions di Astana, Kazakhstan1
VIII Congress of Leaders of World and Traditional Religions di Astana, Kazakhstan,, Rabu (17/9/2025).

Forum ini juga mengajak pentingnya a call for action untuk melindungi religious sites dari tindakan-tindakan yang tidak beradab dan tidak bertanggung jawab.

"Saya juga belajar dari Plenary session yang mengangkat tema: “Dialogue of Religions: Synergy for the Future”. Dalam sesi ini, para pemimpin dunia menyampaikan refleksi, pandangan kritis, dan rekomendasinya terkait permasalahan agama, sosial, politik, dan kemanusiaan global,”kata dosen di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta tersebut.

Ahmad Fuad berharap semakin banyak peserta dari indonesia yang berpartisipasi pada kegiatan selanjutnya.

“Saya bisa hadir dan acara penting di Astana ini karena diajak oleh Buya Dr. Anwar Abbas. Saya setuju dengan pendapat dan harapan Buya Anwar agar kedepan jumlah delegasi Indonesia bisa bertambah. Sehingga Indonesia bisa semakin mewarnai forum-forum tingkat dunia. Saya juga berterima kasih kepada Duta Besar Indonesia di Astana dan segenap staf KBRI Astana yang sudah menyambut dengan hangat dan mendampingi kami selama di Astana”, tutur Fuad. (Banjarmasinpost.co.id/*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.