Pilot TNI AU Sukses Terbangkan Rafale di Prancis, Indonesia Siap Operasikan 42 Jet Tempur Baru
Acos Abdul Qodir September 26, 2025 02:32 AM

Ringkasan Utama

Empat penerbang TNI AU sukses terbang solo Rafale F3R di Prancis. Capaian ini menandai kesiapan Indonesia mengoperasikan jet tempur omnirole generasi 4.5 yang akan memperkuat pertahanan udara nasional mulai 2026.

  
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Empat penerbang tempur TNI Angkatan Udara yang tergabung dalam Pilot Training Batch 1 berhasil melaksanakan penerbangan solo menggunakan pesawat tempur Rafale F3R di Escadron de Transformation Rafale (ETR) 3/4 Aquitane, Base Aérienne 113, Saint-Dizier, Prancis.

Keempat pilot tersebut adalah Letnan Kolonel Penerbang Binggi Nobel, Mayor Penerbang Eri Nasrul Mahlidar, Mayor Penerbang Arie Prasetyo, dan Mayor Penerbang Yusuf Atmaraga.

Mereka menyelesaikan penerbangan solo secara bertahap hingga 19 September 2025.

“Keberhasilan ini menjadi pencapaian penting dalam rangkaian Pilot Training Batch 1 sekaligus menandai kesiapan personel TNI AU dalam mengoperasikan Rafale sebelum pesawat tersebut resmi memperkuat pertahanan udara Indonesia,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana, dalam keterangan pers, Kamis (25/9/2025).

Rafale F3R merupakan jet tempur omnirole generasi 4.5 buatan Dassault Aviation, dirancang untuk menjalankan berbagai misi tempur secara simultan.

Varian ini dilengkapi radar AESA RBE2, sistem Optical Search and Track (OSF), dan perangkat peperangan elektronik SPECTRA. Jet ini kompatibel dengan rudal Meteor, MICA, SCALP, serta bom presisi AASM.

TNI AU telah menyiapkan infrastruktur pendukung di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, sebagai basis operasional Rafale.

Fasilitas tersebut meliputi hanggar, area pemeliharaan, dan pusat pelatihan. 

“Diharapkan dapat menunjang operasional Rafale ketika tiba di Indonesia,” kata Nyoman.

Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI M. Tonny Harjono memastikan tiga unit Rafale pertama akan tiba pada Februari atau Maret 2026, disusul tiga unit berikutnya pada April.

Total 42 unit Rafale telah dipesan Indonesia dalam kontrak kerja sama pertahanan dengan Prancis senilai sekitar USD 8 miliar.

 
Dampak Strategis Rafale di Kawasan

Laut China Selatan
Laut China Selatan (Foto Google)

Kehadiran Rafale di Indonesia diperkirakan akan mengubah lanskap kekuatan udara di Asia Tenggara.

Dengan kemampuan omnirole dan teknologi tempur canggih, Rafale memberikan Indonesia keunggulan operasional yang sebelumnya hanya dimiliki oleh negara-negara seperti Singapura (F-15SG) dan Australia (F-35A).

Di Asia Pasifik, Rafale memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan regional yang mampu melakukan proyeksi udara lintas wilayah, sekaligus meningkatkan interoperabilitas dengan mitra strategis seperti Prancis dan negara-negara NATO.

Modernisasi alutsista ini juga menjadi sinyal bahwa Indonesia serius membangun postur pertahanan yang adaptif terhadap dinamika kawasan, termasuk potensi konflik di Laut China Selatan dan ancaman lintas batas.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.