Grid.ID - Viral menu MBG di Papua diprotes warga. Isi yang terlalu minimalis dan dianggap kurang bergizi jadi sorotan.
MBG (Makan Bergizi Gratis) telah dilaksanakan di banyak sekolah. Berbagai pro dan kontra pun mewarnai program andalan Presiden Prabowo ini.
Terlebih dengan mencuatnya kasus keracunan hingga menu MBG yang dinilai kurang bergizi. Salah satunya yang ada di SMPN 3 Kota Jayapura.
Isi menu MBG yang diterima oleh para siswa terkesan minimalis. Berdasarkan video yang beredar di sosial media, menu makan hanya sedikit yaitu berisi nasi goreng, dua irisan timun, dua tahu goreng kecil dan sepotong jeli.
Menu makanan yang ada dianggap kurang memenuhi standar gizi seimbang, Terutama jika ditujukan untuk anak sekolah.
Melansir dari Tribun Papua, nasi goreng merupakan sumber karbohindrat dan lemak, namun minim akan serat dan protein jika tanpa lauk tambahan. Kemudian tahu goreng yang adalah sumber protein nabati justru disajikan dengan jumlah sangat terbatas.
Selain itu, irisan timun hanya memberikan sedikit serat dan vitamin. Namun porsinya terlalu sedikit.
Menu makanan yang minim protein hewani dan kurang sayur itu dianggap tidak sesuai dengan standar gizi yang seimbang. Pun tidak ada sumber kalsium seperti susu atau olahannya.
Badan Gizi Nasional (BGN) melarang penggunaan makanan kemasan pabrik atau ultra processed food (UPF) sebagai menu makanan bergizi dalam MBG. Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menjelaskan soal pelarangan tersebut.
Pelarangan tersebut digunakan untuk memastikan peserta MBG bisa mendapatkan gizi yang tepat. Selain itu, kebijakan ini akan tetapmembuka peluang besar bagi peserta UMKM lokal dan berkembang.
"Begitu larangan ini dilaksanakan, ratusan ribu UMKM pangan akan hidup. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk tidak hanya memberi gizi bagi anak bangsa, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan merincikan, produk seperti biskuit, roti, sereal, sosis, nugget, dan panganan sejenis wajib mengutamakan produksi lokal atau dari UMKM. Pengecualian hanya berlaku untuk susu di wilayah yang belum memiliki peternakan, dengan catatan tak terbatas pada satu merek.
"Olahan daging (sosis, nugget, burger, dan lain-lain) mengutamakan produk lokal atau dari UMKM yang memiliki sertifikasi halal, SNI, terdaftar BPOM, serta masa edar maksimal satu minggu dari tanggal edar," jelasnya
Menurut Tigor, pelarangan penggunaan ultra processed food tidak haya untuk menjaga mutu gizi, namun juga untuk memastikan manfaat ekonomi dari program MBG. Khususnya untuk para pelaku UMKM di sektor pangan.
"Dengan kebijakan ini, kita bukan hanya bicara soal menu bergizi, tapi juga soal keberpihakan pada UMKM. MBG harus menjadi program yang menyehatkan sekaligus menyejahterakan," tuturnya.
Selain harus menggunakan bahan segar, menu MBG juga harus memiliki standar gizi yang seimbang. Hal lain yang tak ketinggalan jadi sorotan adalah menu MBG di Papua diprotes warga hingga viral. Menu yang terlalu minimalis itu dianggap kurang bergizi, khusunya bagi para siswa sekolah yang masih bertumbuh.