TRIBUNCIREBON.COM - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan hari jadinya yang ke-80 pada Minggu, 5 Oktober 2025. Peringatan ini tidak hanya menjadi momen seremonial, tetapi juga pengingat akan sejarah panjang perjalanan TNI sejak masa awal kemerdekaan.
Cikal bakal TNI lahir dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) sesaat setelah Proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam perkembangannya, organisasi ini kemudian mengalami perubahan penting untuk menghadapi ancaman militer Belanda yang berusaha kembali menjajah Indonesia.
Mengutip dari laman resmi tni.mil.id, pada 5 Oktober 1945, BKR resmi berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari lahir TNI.
Tidak berhenti di situ, struktur TKR terus diperbarui menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), agar sesuai dengan standar militer internasional. Sejak saat itulah, TNI berkembang menjadi kekuatan pertahanan negara yang kokoh, sekaligus sahabat rakyat, hingga saat ini.
Baca juga: GRATIS! Link Download Logo HUT ke-80 TNI Format JPG dan PNG Bisa Diunduh untuk Publikasi
Kemudian pada 3 Juni 1947, Presiden secara resmi mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang menyatukan TRI dengan badan-badan perjuangan rakyat lainnya.
Pada masa Perang Kemerdekaan (1945–1949), TNI berhasil mewujudkan dirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara Revolusi, dan Tentara Nasional, menghadapi Agresi Militer Belanda dan berbagai pemberontakan dari dalam negeri seperti PKI Madiun dan DI/TII.
Setelah pengakuan kedaulatan, TNI terus berbenah diri.
Pada tahun 1962, TNI (dulu ABRI) menyatukan kekuatan dengan kepolisian Negara di bawah satu komando menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Periode Orde Baru ditandai dengan peran Dwifungsi ABRI (kekuatan pertahanan dan sosial politik).
Kemudian pada era Reformasi (pasca-1998), TNI memulai reformasi internal yang siginifikan.
Puncaknya adalah emisahan Polri dari ABRI (1-4-1999) dan penghapusan fungsi sosial politik.
Pada tahun 2004, melalui Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, TNI secara resmi berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara, dengan fokus pada Operasi Militer untuk Perang dan Operasi Militer Selain Perang.
Berikut ini contoh Teks Pidato Inspektur Upacara pada peringatan HUT ke-80 TNI:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu.
Hadirin peserta upacara yang saya hormati,
Saudara-saudara prajurit TNI yang saya banggakan,
Hari ini, tanggal 5 Oktober 2025, kita semua berdiri tegak penuh kebanggaan untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia. Delapan dekade sudah TNI hadir sebagai garda terdepan sekaligus benteng terakhir dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi segenap bangsa Indonesia.
Peringatan hari bersejarah ini mengusung tema:
“TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju.”
Tema ini mencerminkan tekad bahwa TNI harus senantiasa Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif dalam menghadapi berbagai bentuk tantangan. TNI yang lahir dari rakyat, tumbuh bersama rakyat, dan berjuang untuk rakyat, tidak akan pernah meninggalkan akar pengabdiannya. Karena bersama rakyatlah, TNI kuat dan bangsa ini akan maju.
Hadirin yang saya hormati,
Kita semua menyadari bahwa tantangan bangsa ke depan semakin kompleks. Ancaman tradisional maupun non-tradisional—mulai dari dinamika geopolitik global, ancaman siber, bencana alam, hingga disinformasi—menuntut kesiapsiagaan yang tinggi. TNI harus terus memperkuat postur pertahanan negara dengan modernisasi alutsista, peningkatan kualitas sumber daya manusia prajurit, serta integrasi yang solid dengan Polri, kementerian, lembaga, dan seluruh komponen bangsa.
Namun kita juga tidak boleh lupa, di balik kecanggihan teknologi dan kekuatan persenjataan, jati diri TNI tetaplah Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional, dan Tentara Profesional. Prajurit TNI harus senantiasa rendah hati, disiplin, taat pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI.
Hadirin yang saya banggakan,
Di usia ke-80 tahun ini, TNI telah mencatat banyak prestasi, baik dalam operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang. Prajurit TNI selalu hadir di tengah masyarakat:
membantu korban bencana alam,
menjaga stabilitas keamanan,
mengawal pembangunan nasional,
serta aktif dalam misi perdamaian dunia.
Semua itu adalah bukti nyata bahwa TNI tidak hanya menjadi kekuatan pertahanan negara, tetapi juga pilar pemersatu bangsa.
Oleh karena itu, pada momentum bersejarah ini, saya mengajak seluruh prajurit TNI di manapun berada dan bertugas:
Pertahankan soliditas dan profesionalisme.
Tingkatkan sinergi dengan Polri, pemerintah, dan rakyat.
Pegang teguh netralitas TNI dalam kehidupan politik.
Jaga kepercayaan rakyat sebagai modal utama kekuatan TNI.
Ingatlah selalu bahwa “Bersama Rakyat, TNI Kuat; bersama TNI, Rakyat Hebat; dan bersama-sama, Indonesia akan Maju.”
Hadirin yang saya hormati,
Mari kita jadikan Hari Ulang Tahun ke-80 TNI ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita semua, khususnya kepada prajurit TNI, dalam mengemban amanah suci menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI yang kita cintai.
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia ke-80.
TNI PRIMA, TNI RAKYAT, INDONESIA MAJU!
Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya,
Rahayu.