Jakarta (ANTARA) - Terapis wanita berinisial RTA memperoleh lowongan pekerjaan melalui aplikasi TikTok, sebelum ditemukan tewas pada lahan kosong di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/10) pukul 05.00 WIB.

"Sejauh ini kami baru dapat satu informasi yaitu dari kakaknya yang juga sebagai pelapor juga bahwa korban ini mendapatkan informasi terkait pekerjaan itu dari TikTok," kata Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Citra mengatakan informasi itu didapatkan dari kakak korban yang membuat laporan polisi (LP).

Pihaknya masih menyelidiki apakah korban melamar secara mandiri atau lewat pihak ketiga seperti agen rekrutmen.

"Nah, makanya nanti kami akan lebih dalami juga cara prosesnya seperti apa, rekrutmen seperti apa, apakah terlibat agen juga," ucapnya.

Maka itu, pihaknya juga telah memanggil sejumlah pihak terkait serta mengamankan dokumen identitas korban dan mereka akan dimintai keterangan dalam pekan ini.

"Kami sudah mengirimkan undangan klarifikasi kepada pihak-pihak terkait seperti pemilik, kemudian orang yang melakukan rekrutmen, kemudian kami juga sudah bersurat dengan Dukcapil Indramayu terkait pastinya identitas korban tersebut," ucapnya.

Kepolisian sebelumnya mengungkapkan identitas mayat terapis berinisial RTA yang ditemukan di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan diduga korban eksploitasi anak.

Kemudian, ditegaskan jenazah terapis tersebut ditemukan tidak dalam kondisi hamil.

Polisi masih menyelidiki dan menggunakan Pasal 2 Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan juga UU Perlindungan Anak.

Sebelumnya, Polisi menyelidiki temuan mayat wanita yang diduga berprofesi sebagai terapis di sebuah lahan di kawasan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/10) pukul 05.00 WIB.

Saat pengecekan di lokasi kejadian, mayat wanita itu dalam posisi terlentang dengan kaki miring kanan. Ciri-cirinya memakai kaos warna abu-abu, celana panjang warna abu-abu, kulit putih dan rambut hitam.

Kemudian di sekitar jenazah korban terdapat kain selendang serta sebuah dompet genggam berisi dua buah telepon seluler (ponsel) yang diduga milik korban.

Petugas telah memeriksa saksi-saksi terkait penemuan mayat tersebut. Salah satu saksi mendengar suara perempuan berteriak dari salah satu penghuni Ruko Pejaten Office Park.

Dalam pengecekan terhadap jenazah korban tidak ditemukan adanya tanda akibat kekerasan, namun terlihat adanya luka tergores (lecet) pada bagian lengan kiri, perut sebelah kiri dan dagu.