Kasus ISPA dan Pneumonia Balita di Kalsel Naik, Cuaca Ekstrem Jadi Faktor
Hari Widodo October 14, 2025 09:32 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pneumonia balita di Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan tren peningkatan sejak Agustus 2025.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel mencatat, sepanjang September 2025 total penemuan kasus pneumonia pada balita mencapai 1.856 kasus, dengan rata-rata pelaksanaan tata laksana standar sebesar 91,80 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kalsel, Anhar Ihwan mengatakan, kenaikan kasus mulai terlihat sejak Agustus lalu.

“Faktornya karena kondisi cuaca kita cukup ekstrem. Kadang panas, kadang hujan. Itu berpengaruh terhadap daya tahan tubuh, terutama anak-anak,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

Meski demikian, Anhar mengakui bahwa pendataan kasus ISPA di Banjarmasin belum sepenuhnya lengkap.

“Masih ada puskesmas yang belum melapor. Untuk Kabupaten Banjar, data dari rumah sakit juga baru masuk setelah infografis dibuat,” tambahnya.

Berdasarkan data Dinkes Kalsel, Kabupaten Banjar, Tapi , dan Kota Banjarbaru menjadi daerah dengan jumlah pneumonia balita tertinggi, masing-masing 235, 264, dan 148 kasus.

Sementara Banjarmasin mencatat 174 kasus dengan capaian tata laksana standar terendah, yakni 67,82 persen.

Dari sisi pengobatan, rata-rata penderita pneumonia (balita dan anak) yang mendapatkan antibiotik mencapai 96,15 persen, melebihi target nasional tahun 2024 sebesar 95 persen.

Beberapa daerah seperti Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tanah Bumbu, dan Balangan, bahkan mencatat penanganan mencapai 100 persen.

Namun, Kabupaten Batola hingga kini belum mengirimkan laporan presentase penemuan kasus ISPA dan pneumonia untuk periode September 2025.

Dinkes Kalsel mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gejala ISPA seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas, serta segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.

“Pencegahan bisa dilakukan lewat pola hidup bersih, imunisasi, dan penggunaan masker, terutama saat kualitas udara memburuk,” tutur Anhar. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.