Seoul (ANTARA) - Investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) di Korea Selatan (Korsel) turun 18 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada sembilan bulan pertama tahun ini akibat ketidakpastian yang terjadi di dalam dan luar negeri, demikian sebagaimana data Pemerintah Korsel yang dirilis pada Rabu (15/10).
FDI yang dilaporkan mencapai 20,65 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.577) pada periode Januari-September, menurut Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korsel.
Penurunan dua digit ini disebabkan oleh penerapan tarif Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian politik di dalam negeri, yang dipicu oleh langkah darurat militer yang gagal oleh mantan presiden yang dimakzulkan, Yoon Suk-yeol, pada Desember lalu.
FDI di industri manufaktur domestik merosot 29,1 persen menjadi 8,73 miliar dolar AS pada periode tersebut.
Investasi asing di sektor listrik dan elektronik anjlok 36,8 persen menjadi 2,85 miliar dolar AS, sementara investasi di segmen teknik kimia turun 13,8 persen menjadi 2,43 miliar dolar AS.
FDI di industri jasa lokal turun 6,9 persen menjadi 11,11 miliar dolar AS selama periode sembilan bulan itu.
Investasi di sektor distribusi meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 2,08 miliar dolar AS, namun investasi asing di sektor keuangan dan asuransi anjlok 43,6 persen menjadi 4,13 miliar dolar AS.
Investasi langsung dari AS melonjak 58,9 persen menjadi 4,95 miliar dolar AS, sementara investasi dari Uni Eropa (UE) dan Jepang turun dua digit, masing-masing menjadi 2,51 miliar dolar AS dan 3,62 miliar dolar AS.
Investasi greenfield (investasi dengan membangun fasilitas produksi baru), yang melibatkan pembangunan pabrik dan penciptaan lapangan kerja, turun 6,1 persen menjadi 17,77 miliar dolar AS, sementara investasi merger dan akuisisi anjlok 54,0 persen menjadi 2,88 miliar dolar AS.