Kronologi Kesurupan Massal di Pabrik Konveksi Bogor, Berawal dari Hujan Deras dan Puting Beliung
Mia Della Vita October 18, 2025 06:34 PM

Grid.ID- Kronologi kesurupan massal di sebuah pabrik konveksi di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, menjadi sorotan publik. Kejadian yang berlangsung pada Kamis (17/10/2025) malam itu menimbulkan kepanikan di antara para karyawan, terutama karena situasi di lokasi minim pencahayaan dan diiringi hujan deras.

Dalam rekaman video yang beredar luas di media sosial, terdengar suara tangis histeris, teriakan, hingga lantunan dzikir yang saling bersahutan dari para pekerja. Suasana mencekam di dalam area pabrik itu tiba-tiba berubah menjadi penuh kepanikan.

Sejumlah saksi menyebut sebagian besar korban kesurupan adalah pekerja perempuan yang sedang bekerja malam hari. Lebih lengkapnya, beginilah kronologi kesurupan massal di pabrik konveksi di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Kronologi Kesurupan Massal

Menurut keterangan Kapolsek Cibungbulang, Kompol M. Heri Hermawan, kronologi kesurupan massal itu berawal ketika wilayah sekitar sedang diguyur hujan deras disertai angin kencang.Ia menjelaskan bahwa sesaat setelah hujan deras mengguyur, sebuah pohon di sekitar pabrik tumbang.

Tak lama setelah itu, sejumlah pekerja mulai menunjukkan tanda-tanda kesurupan secara bersamaan.“Akibat puting beliung, pohon tumbang, setelah itu orang-orang pada kesurupan,” ujar Heri dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (18/10/2025).

Kapolsek Cibungbulang menambahkan, insiden tersebut terjadi setelah Isya. “Malam, pada saat hujan. Enggak ada yang luka, kesurupan saja, ba’da Isya,” kata Heri dikutip Kompas.com.

Selain menumbangkan pohon, aliran listrik juga padam akibat hujan deras disertai petir. Lampu pabrik mati total. Kondisi gelap gulita membuat suasana semakin menegangkan.

Terlebih lagi, setelah terdengar jeritan dari beberapa karyawan yang tiba-tiba kehilangan kesadaran dan berteriak tanpa kendali. Dalam video amatir yang beredar, terlihat beberapa karyawan berusaha menenangkan rekan-rekannya yang diduga kesurupan.

Mereka tampak panik dan berusaha mencari pertolongan di tengah suara tangis serta tawa melengking yang terdengar bersahut-sahutan. Beberapa orang bahkan melantunkan dzikir keras-keras, mencoba menenangkan situasi di tengah kekacauan.

Setelah kesurupan massal itu berlangsung beberapa saat, warga sekitar segera datang untuk membantu. Mereka kemudian memanggil “orang pintar” atau tokoh spiritual setempat untuk menenangkan para korban.

“Sama warga yang ‘pinter’ dipanggil. Sudah aman, sudah enggak kesurupan lagi, malam saja,” tutur Heri.

Demikianlah kronologi kesurupan massal ini menarik perhatian publik. Syukurnya, tidak ada korban luka fisik dalam insiden ini.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.