Kasus Langka, Soda Sembuhkan Penyumbatan Lambung yang Dialami Wanita Ini
kumparanSAINS October 19, 2025 11:00 AM
Seorang wanita berusia 63 tahun di Massachusetts, Amerika Serikat, datang ke ruang gawat darurat setelah sebulan mengalami mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Ia juga mengeluhkan rasa perih di perut bagian atas dan sisi kanan tubuhnya yang menjalar hingga ke punggung. Dua obat bebas yang biasa digunakan untuk mengatasi asam lambung sudah ia coba, tapi tak memberi hasil.
Setahun sebelumnya, wanita ini mulai menggunakan obat semaglutide, jenis obat suntik golongan GLP-1 receptor agonist yang juga dikenal lewat merek dagang Ozempic. Obat ini biasa digunakan untuk mengontrol diabetes tipe 2 dan membantu menurunkan berat badan. Dalam kasusnya, ia memang memiliki riwayat obesitas dan diabetes tipe 2. Sejak mengonsumsi semaglutide, berat badannya turun sekitar 18 kilogram, namun penurunan tersebut semakin cepat dalam sebulan terakhir.
Tim dokter melakukan CT scan pada perut dan panggul pasien. Hasilnya menunjukkan adanya pelebaran saluran empedu yang menghubungkan hati dengan kantong empedu dan usus halus. Selain itu, ditemukan penumpukan tinja di usus besar, namun tidak ada tanda-tanda penyumbatan. Lambungnya juga terlihat sedikit membesar dan berisi material setengah padat.
Untuk melihat lebih dalam, tim medis melakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan magnetic resonance cholangiopancreatography, teknik pencitraan noninvasif untuk memeriksa saluran empedu, pankreas, dan kantong empedu. Hasilnya mengonfirmasi pelebaran saluran empedu serta adanya massa di lambung yang semula diduga udara terperangkap. Namun, saat dilakukan endoskopi, dokter menemukan penyebab sebenarnya adalah gumpalan besar material tak tercerna di lambung, yang dikenal sebagai gastric bezoar.
Bezoar merupakan massa padat yang terbentuk dari makanan atau bahan lain yang tidak tercerna sempurna dan menggumpal di dalam lambung. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa nyeri, mual, muntah, hingga gangguan pencernaan.
Dalam kasus wanita ini, dokter menduga penyebab utamanya adalah efek dari semaglutide. Obat tersebut dikenal dapat memperlambat pengosongan lambung, sehingga makanan bertahan lebih lama di perut. Begitu dirawat, pasien langsung dihentikan dari konsumsi semaglutide.
Langkah pertama dalam menangani bezoar adalah mencoba melarutkannya sebelum perlu tindakan operasi atau endoskopi lanjutan. Dan cara paling efektif adalah memberikan soda kepada pasien.
“Bukti yang ada menunjukkan bahwa pemberian sekitar 3 liter soda, baik diminum langsung atau melalui selang nasogastrik dalam waktu 12 jam, dapat membantu melarutkan bezoar,” tulis dokter dalam laporan kasus yang terbit di The New England Journal of Medicine. “Belum jelas apakah efek ini berasal dari kadar asam, karbonasi, atau mekanisme lain yang terdapat dalam soda.”
Karena pasien memiliki riwayat diabetes, dokter memberinya diet cola (soda tanpa gula). Ia juga tidak terlalu menyukai minuman berkarbonasi, jadi dosisnya dikurangi menjadi 1,5 liter saja.
Ajaibnya, di hari kedua setelah terapi, pasien mulai merasakan sensasi seperti tarikan di perutnya, disusul rasa lega dari mual dan nyeri. Pemeriksaan endoskopi ulang menunjukkan bahwa gumpalan tersebut telah menghilang sepenuhnya dari lambungnya.
Pasien kemudian mulai kembali ke pola makan normal selama dirawat di rumah sakit. Saat dipulangkan, ia sudah tidak lagi mengalami mual, muntah, atau nyeri perut. Ia tidak melanjutkan konsumsi semaglutide, tetapi mendapat resep obat antasida untuk diminum setiap hari. Setelah keluar dari rumah sakit, nafsu makannya meningkat dan berat badannya sedikit naik dalam beberapa bulan berikutnya. Tidak ada tanda-tanda keluhan perut yang kembali muncul.
Laporan ini mencatat bahwa gastric bezoar tergolong jarang terjadi, ditemukan pada kurang dari 0,5% kasus endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Gejalanya pun mirip dengan penyakit pencernaan umum lain seperti maag atau gangguan lambung, sehingga sulit dikenali tanpa pemeriksaan mendalam.
Jenis bezoar paling umum disebut phytobezoar, yang terbentuk dari serat tanaman. Mengonsumsi banyak makanan seperti kesemek, nanas, kismis, atau seledri bisa meningkatkan risiko karena kandungan selulosa, lignin, dan tanin di dalamnya sulit dicerna tubuh.
Selain faktor makanan, kondisi medis tertentu, operasi lambung, kerusakan saraf otonom, dan obat-obatan yang memperlambat pengosongan lambung, termasuk GLP-1 seperti semaglutide juga bisa memicu terbentuknya bezoar. Dalam kasus ini, penghentian obat dan terapi soda berhasil mengatasi masalah tanpa perlu tindakan invasif.
“Bezoar yang terbentuk dari sisa makanan dapat ditangani terlebih dahulu dengan pemberian cola secara oral pada pasien yang kondisinya stabil,” tulis tim dokter. “Metode ini terbukti efektif, berbiaya rendah, dan memiliki risiko komplikasi yang jauh lebih kecil dibandingkan prosedur invasif.”