Kami memperbanyak lomba karya ilmiah dan pelatihan menulis bagi guru dan siswa untuk memperkuat budaya ini

Samarinda (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) membangun ekosistem sains global di sekolah melalui berbagai program, bertujuan untuk meningkatkan daya saing siswa berskala internasional.

"Kami membuat program yang sifatnya lompatan ya. Kenapa saya bilang lompatan? Karena kan ini melampaui dari standar nasional," kata Plt Kepala Disdikbud Kaltim Armin di Samarinda, Senin.

Kurikulum Nasional Plus, yang melampaui standar nasional, diterapkan di Kaltim, dengan kelas-kelas bilingual dan proyek riset sebagai salah satu keunggulannya.

Siswa diwajibkan untuk melakukan penelitian ringan dan menulis esai setiap minggu, membangun budaya berpikir kritis dan menghasilkan karya.

"Kami memperbanyak lomba karya ilmiah dan pelatihan menulis bagi guru dan siswa untuk memperkuat budaya ini," katanya.

Kurikulum Nasional Plus ini tidak hanya untuk sekolah unggulan, tetapi juga mendorong semua sekolah untuk mencapai standar nasional minimal, bahkan melebihi.

Pelatihan dan pendampingan guru menjadi fokus utama, termasuk pendampingan langsung dari universitas luar negeri seperti Adelaide University Australia.

Upaya ini dimulai dengan program bilingual yang langsung mengukur kemampuan komunikasi dan bahasa Inggris para pelajar.

Program ini sejalan dengan program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto, khususnya program Sekolah Garuda atau Garuda Transformasi, yang mempersiapkan anak-anak untuk sekolah ke luar negeri.

Disdikbud Kaltim berharap banyak anak Kaltim mendapatkan beasiswa Garuda untuk menembus universitas terbaik dunia seperti Harvard, Oxford, dan Stanford.

Program bilingual ini berfungsi sebagai stimulus bagi anak-anak, sekolah, dan masyarakat, termasuk orang tua, untuk berpikir global.

Target selanjutnya adalah membuka kelas internasional di beberapa sekolah dalam satu hingga dua tahun ke depan, seperti SMAN 2 Sangatta Utara, SMAN 3 Tenggarong, dan SMAN 10 Samarinda.

Disdikbud akan melatih guru-guru untuk mempersiapkan kelas internasional, memastikan standar global terpenuhi.

Kolaborasi dengan universitas ternama seperti Universitas Padjadjaran, UI, UGM, dan ITB juga dibangun untuk mengukur kemampuan siswa.

"SMAN 10 Samarinda misalnya, dibina langsung oleh Universitas Padjadjaran, yang melakukan tes prediksi untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan siswa," jelasnya.

Kerja sama internasional juga diperluas Disdikbud Kaltim dengan negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Taiwan, dan Brunei, untuk membuka peluang beasiswa dan pertukaran pelajar.