Ketahui Hal Ini Sebelum Konversi Mobil Jadi Bahan Bakar Gas
kumparanOTO October 21, 2025 01:20 PM
Konversi mobil jadi bisa beroperasi dengan bahan bakar gas atau BBG, bisa dilakukan untuk memangkas biaya akuisisi energi. Wawancara kumparan bersama Ketua Umum Komunitas Mobil Gas (Komogas) Andy Lala, mobil BBG bisa hemat pengeluaran 50 persen.
Dirinya mengumpamakan penggunaan untuk taksi online dengan jarak tempuh harian jauh. Asumsinya konsumsi bahan bakar minyak 1:10, berarti butuh Rp 300 ribu untuk isi bensin jenis Pertalite.
Sementara dengan BBG bisa lebih hemat, karena harganya Rp 4.500 per LSP (Liter Setara Premium) --sebutan satuan pengisian BBG untuk kendaraan. Dengan rute yang sama, isi BBG hanya Rp 135 ribu untuk beli 30 LSP untuk perjalanan 300 kilometer.
“Berarti dia (taksi online) bisa hemat Rp 165 ribu per hari. Dikalikan 30 hari jadi hemat Rp 4.950.000, dananya bisa dijadikan untuk nyicil mobil,” terangnya.
Proses konversi BBG pada Toyota Avanza oleh Komogas di bengkel SuperMekanik. Foto: Dok. Komogas
zoom-in-whitePerbesar
Proses konversi BBG pada Toyota Avanza oleh Komogas di bengkel SuperMekanik. Foto: Dok. Komogas
Waktu pengisian gas --CNG (Compressed Natural Gas) jelasnya tak berlangsung lama. Sekitar dua menitan untuk ukuran tabung 12-16 LSP.
Agaknya tak jauh beda dari isi bensin biasa. Hanya saja itu berlaku apabila SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) kosong.
Kemudian sesuai pengalaman Andy, umur oli juga lebih panjang karena klaimnya pembakaran di ruang bakar lebih bersih ketimbang pakai bensin biasa.
"Sudah coba pakai oli 0W-40, cek setiap 5 ribu kilometer dan berhenti di 30 ribu kilometer, olinya masih bisa dipakai. Karena pakai gas pembakarannya sempurna, jadi enggak ada jelaga dan sisa endapan," katanya.
Proses konversi BBG pada Toyota Avanza oleh Komogas di bengkel SuperMekanik. Foto: Dok. Komogas
zoom-in-whitePerbesar
Proses konversi BBG pada Toyota Avanza oleh Komogas di bengkel SuperMekanik. Foto: Dok. Komogas

Sebelum memutuskan konversi mobil jadi BBG

Tapi setelah mengetahui beberapa hal tadi, ada juga aspek yang perlu diketahui sebelum Anda benar-benar memutuskan untuk mengubahnya. Apalagi, konversi ini dilakukan dengan menambahkan komponen kit ke dapur pacu bawaan.
Pengguna kendaraan BBG harus melakukan kontrol filter gas untuk memastikan saringan selalu bersih. Pengecekan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali secara berkala.
Kemudian Andy juga mengimbau pengguna sistem BBG menggunakan busi tipe iridium, supaya memberikan tingkat efisiensi dan pembakaran maksimal.
“Oktannya kan setara bahan bakar 120, karena tingginya oktan itu kalau businya nggak bagus banget, pengapian juga nggak bagus banget, pasti pembakarannya nggak sempurna,” tukas Andy.
Petugas mengisi bahan bakar gas untuk kendaraan umum di stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) PGN di Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi bahan bakar gas untuk kendaraan umum di stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) PGN di Surabaya, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Ketersediaan SPBG yang terbatas juga menjadi rintangan pengguna mobil BBG. Apalagi, eksistensinya belum ada di berbagai daerah di Indonesia. Ini tentu jadi hambatan manakala penggunaan juga untuk luar kota.
Konversi BBG juga mengurangi kepraktisan akomodasi mobil, lantaran kabin bagasi dimakan oleh tabung gas, terutama ukuran 12 LSP dan 16 LSP. Tersedia juga dengan kapasitas 8 liter, namun kapasitasnya terbilang terlalu kecil.
Proses konversi BBG pada Toyota Avanza oleh Komogas di bengkel SuperMekanik. Foto: Dok. Komogas
zoom-in-whitePerbesar
Proses konversi BBG pada Toyota Avanza oleh Komogas di bengkel SuperMekanik. Foto: Dok. Komogas
Bicara harga, paket konversi BBG pada mobil penumpang berkisar mulai dari Rp 14-25 juta. Tergantung ukuran dan material tabung yang digunakan.
Oh iya, konversi atau memodifikasi ini sudah barang tentu membuat garansi mobil gugur, lantaran ubahannya terbilang ekstrem menyangkut perubahan pada sektor dapur pacu.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.