‘Uri-Uri’ Budaya, Pemkab Bojonegoro Gelar Coaching Clinic Seni Reog dan Jaranan
Berita Bojonegoro October 22, 2025 07:40 AM
Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), menggelar Edu Champ di kawasan Objek Wisata Kayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Edu Champ yang digelar selama dua hari, mulai Sabtu (18/10/2025) hingga Minggu (19/10/2025), ini merupakan bagian dari Prosesi Pengambilan dan Penyemayaman Api Abadi, dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro (HJB) ke-348 tahun 2025.
Pada Sabtu (18/10/2025) para peserta disuguhi penampilan reog dan jaranan dari komunitas Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro (Pajarebo). Edu Champ ini sebagai upaya untuk “nguri-nguri” atau merawat dan melestarikan budaya Jawa kepada anak-anak muda untuk mengetahui terkait dengan wisata di Bojonegoro, khususnya Kayangan Api.
Sementara pada Minggu (19/10/2025), para peserta diberikan coaching clinic terkait seni reog dan jaranan, yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada anak-anak muda terkait reog dan jaranan, yang menjadi bagian budaya Bojonegoro.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Welly Fitrama saat beri keterangan. (Aset: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Welly Fitrama saat beri keterangan. (Aset: Istimewa)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Welly Fitrama menjelaskan bahwa sejak Sabtu (18/10/2025), telah dilaksanakan Edu Champ dari Saka Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, di kawasan Objek Wisata Kayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari Prosesi Pengambilan dan Penyemayaman Api Abadi, dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro (HJB) ke-348 tahun 2025.
Edu Champ ini untuk “nguri-nguri” budaya Jawa, di mana ada pembinaan kepada anak-anak muda yang memang punya passion kepada pariwisata di Bojonegoro ini, untuk mengetahui terkait dengan wisata di Bojonegoro, khususnya Kayangan Api.
Welly Fitrama mengungkapkan bahwa pada Sabtu malam (18/10/2025), digelar penampilan reog dan jaranan dari komunitas Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro (Pajarebo).
“Penampilan ini untuk memberikan hiburan kepada peserta Edu Champ, sehingga mereka juga bisa mengenal budaya Reog dan Jaranan, yang ada versi Bojonegoro.” kata Welly Fitrama
Kemudian pada Minggu pagi (19/10/2025), ada kegiatan “coaching clinic” dari Paguyuban Jaranan dan Reog Bojonegoro (Pajarebo) kepada anak-anak SMA Negeri 1 Dander sebanyak 80 anak, dan 50 anak dari SMP Negeri 1 Ngasem.
Menurut Welly, para peserta diberikan suatu edukasi, pengertian dan pemahaman, terkait reog dan jaranan, mulai dari kegiatan menari dan apa arti di dalamnya, juga alat musik yang mengiringinya, untuk supaya mereka mengetahui reog dan jaranan ini menjadi bagian budaya di Bojonegoro.
“Tentunya ini juga bagian untuk meramaikan Prosesi Pengambilan Api Abadi di kawasan Objek Wisata Kayangan Api ini, yang dilanjutkan dengan Penyemayaman Api Abadi di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro,” kata Welly Fitrama.
Salah satu kelompok Jaranan yang memberikan coaching clinic kepada peserta Edu Champ di Khayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Minggu (19/10/2025) (Aset: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kelompok Jaranan yang memberikan coaching clinic kepada peserta Edu Champ di Khayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Minggu (19/10/2025) (Aset: Istimewa)
Sementara itu, Pimpinan Jaranan Abunawas Saputro, dari Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, H Suraji, mengungkapkan bahwa Komunitas Pajarebo di Bojonegoro saat ini memiliki hampir 60 grup atau kelompok sini reog dan Jaranan.
“Kalau sekarang hampir 60-an kelompok. Yang aktif sekitar 56 kelompok.” tutur H Suraji, yang saat ini juga selaku Kepala Desa (Kades) Megale, Kecamatan Kedungadem.
H Suraji mengaku saat ini perkembangan seni jaranan di Kabupaten Bojonegoro cukup menggembirakan. Hal ini terbukti dengan adanya masyarakat yang masih mendatangkan atau nanggap Jaranan.
“Ini malah berkembang. Jadi hiburan sekarang itu yang paling aman itu tinggal jaranan. Jaranan itu mulai anak kecil sampai orang tua senang semua.” tutur H Suraji.
Pada kesempatan tersebut H Suraji juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Bojonegoro, yang sangat peduli terhadap pegiat seni dan budaya, khususnya reog dan jaranan, dengan memberikan bantuan hibah, termasuk kepada kelompok jaranan yang ia pimpin.
“Harapan kami dari para pelaku seni reog dan jaranan ke depan mungkin kami dapat diberikan bantuan lagi untuk pengadaan alat-alat,” kata H Suraji. (red/imm)
Reporeter: Tim Redaksi
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah di-publish di:
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.