Banjir di Jalan Kaligawe Lumpuhkan Jalur Pantura Timur Semarang  
M Syofri Kurniawan October 23, 2025 07:30 AM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang, sejak Selasa (21/10/2025) sore, kembali menenggelamkan jalur padat di timur kota.

Sepanjang Jalan Kaligawe, terutama di pertigaan arah Terminal Terboyo, air menggenang hingga menutup sebagian badan jalan.

Salah satu titik genangan terdalam berada di depan pintu gerbang Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, dengan ketinggian genangan mencapai 30 sentimeter.

Pengguna jalan yang setiap hari melintasi rute ini harus kembali berhadapan dengan genangan yang tak kunjung usai.

Sofie, warga Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, salah satu di antaranya.

Setiap pagi ia berangkat dari rumah menuju tempat kerjanya di Kawasan Industri Terboyo.

Pada Rabu (22/10/2025) kemarin, rutinitas Sofie terhambat.

“Biasanya pukul 07.30 sudah jalan (ke tempat kerja—Red), tapi tadi nunggu BRT setengah jam lebih, nggak datang-datang,” kata Sofie sambil memandangi jalanan yang macet oleh antrean kendaraan, Rabu (22/10/2025).

Ia sempat, berharap ojek online datang lebih cepat, tapi pesanan itu terus dibatalkan satu per satu.  

“Nunggu ojol juga nggak bisa. Udah lama (mengorder ojek online—Red), tapi batal terus,” keluhnya.

Sofie mengaku, kondisi itu bukan kali pertama terjadi.

Sudah lima tahun ia bekerja di kawasan yang sama, dan setiap musim hujan cerita banjir selalu berulang.

“Setiap tahun pasti banjir. Langganan. Pompa air kadang nggak nyala, jadi airnya numpuk terus,” ujarnya.

Akibatnya, banyak pekerja dari wilayah atas kota seperti dirinya terhambat berangkat kerja.

Sebagai pengguna jalan, Sofie hanya bisa berharap genangan yang sama tidak terus berulang setiap tahun.  

“Kalau bisa banjirnya cepat diatasi,” ujarnya.

Mogok

Tak jauh dari lokasi Sofie menunggu, Hadi, warga Wonokerto, Demak, juga bernasib serupa. 

Hadi mendorong motornya perlahan di depan RSI Sultan Agung.  

Mesin motornya mati dua kali saat melewati genangan di Sayung dan Kaligawe.

“Mogok, kelebon air,” katanya singkat sembari mengatur nafas.

Hadi hendak menuju Pasar Karimata, Semarang Timur, untuk bekerja sebagai tukang bangunan.

“Dari Sayung udah tinggi airnya, kira-kira 40 sentimeter. Kalau di Sayung itu kan banjir rob, di sini (Jalan Kaligawe) juga banjir ternyata. Biasanya ya setengah jam sudah sampai pasar burung (dari Wonokerto, Demak—Red),” tambahnya.

Kondisi serupa tampak di sepanjang Jalan Kaligawe hingga pertigaan Terminal Terboyo.  

Banyak pengendara memilih menepi, menunggu air surut, atau sekadar memperbaiki motor yang mogok. 

Lalu lintas tersendat sejak pagi.

Mobil dan truk melintasi perlahan di jalanan yang tergenang banjir itu.

Terlebih lubang yang menganga bersembunyi di balik genangan air.

Para pengendara motor memacu pelan-pelan motornya, terlihat beberapa pemotor "menangkringkan" kakinya sembari berjalan di pinggiran secara berhati-hati berharap agar motornya tak kemasukan air.

Tersendatnya arus lalu lintas ini membuat Ujang, sopir truk yang mengirim logistik dari Tangerang ke Kawasan Industri Terboyo harus mengeluarkan tenaga lebih untuk memacu truknya.

“Kalau jalanan gini kan harus hati-hati. Banyak jalan berlubang juga, cuma nggak begitu keliatan karena tertutup air,” tuturnya.

“Biasanya lewat Kaligawe lancar, ini macet dari perbaikan jalan (depan Pasar Kubro, pembangunan proyek tol--Red) ke Terboyo karena banjir,” ujarnya.

“Kalau kerugian sih ga ada, cuman rugi waktu saja karena kelamaan ngirim,” tuturnya. 

Jalur alternatif 

Sementara itu, kepolisian mengimbau masyarakat untuk menghindari jalur pantura Semarang–Demak akibat banjir yang masih menggenangi sejumlah titik, hingga Rabu pagi.  

Selain air yang belum surut, kemacetan panjang juga memperparah kondisi arus lalu lintas di kawasan tersebut.

Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto, mengatakan titik banjir paling tinggi di wilayah Semarang berada di depan RSI Sultan Agung, dengan ketinggian air mencapai sekitar 30 sentimeter.

“Arus lalu lintas cukup padat, terutama yang mengarah ke Genuk,” ujar Rismanto, Rabu.

Namun, Rismanto menuturkan, kondisi terparah justru terjadi di wilayah Sayung, Kabupaten Demak, akibat limpasan air rob yang memperparah banjir di jalur pantura tersebut.

“Yang menyebabkan kemacetan panjang itu imbas dari wilayah Sayung. Air rob di sana cukup tinggi, mungkin sekitar 40 sentimeter,” jelasnya.

Untuk menghindari kemacetan dan genangan, masyarakat diimbau menggunakan jalur alternatif.  

Pengendara dari arah Semarang menuju Demak atau sebaliknya dapat melalui Jalan Wolter Monginsidi, kemudian berbelok ke kiri ke arah Jalan Banjardowo, lurus menuju Bulusari, Onggorawe, hingga masuk ke wilayah Demak.

“Hindari dulu arah Sayung karena genangannya paling parah di sana. Kalau di wilayah Genuk masih bisa lewat Jalan Wolter Monginsidi, tapi tetap hati-hati karena arusnya padat,” ujarnya. (Rezanda Akbar D)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.