Yamaha Sambut Baik Wacana Potongan PPN Berlaku Tahun Depan
kumparanOTO October 23, 2025 01:40 PM
Manager Public Relation, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Rifki Maulana menyambut baik rencana Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya untuk memangkas tarif Pajak Pertambahan Nilai atau PPN.
"Ya selama itu bisa meningkatkan daya beli masyarakat serta menggerakkan ekonomi mikro dan makro, tentunya sangat baik untuk perekonomian agar semakin bergerak dan berputar," buka Rifki saat ditemui di Tokyo, Jepang pekan ini.
Sinyal penurunan tarif PPN untuk tahun 2026 sempat digaungkan Menkeu Purbaya belum lama ini. Namun, realisasinya disebut belum akan terwujud dalam waktu dekat karena masih memantau perkembangan ekonomi nasional hingga akhir tahun ini.
"Kita akan lihat seperti apa akhir tahun, ekonomi seperti apa, uang saya yang saya dapat itu seperti apa sampai akhir tahun. Saya sekarang belum terlalu clear. Nanti akan kita lihat bisa enggak kita turunkan PPN,” terangnya saat konferensi pers APBN KiTa pekan lalu.
Perbesar
Jajaran sepeda motor Yamaha di IMOS 2024. Foto: Trio Witjaksono/kumparan
Purbaya menambahkan, kebijakan menurunkan PPN harus diputuskan dengan hati-hati supaya tidak mengganggu stabilitas fiskal. Dirinya menyebut rencana penurunan PPN diarahkan untuk menstimulasi konsumsi masyarakat.
“Itu untuk mendorong daya beli masyarakat nanti ke depan. Tapi kita belajar dulu, hati-hati,” imbuhnya.
Sebelumnya, pemerintah justru hendak menaikkan tarif PPN dari 11 menjadi 12 persen. Namun, gagasan tersebut akhirnya dibatalkan setelah mendapat penolakan dan aksi demonstrasi dari masyarakat luas.
Penjualan motor sempat lesu, turun 1,8 persen
Perbesar
Petugas menyelesaikan produksi motor di pabrik Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) di Jakarta Timur. Foto: Dok. YIMM
Adapun, penjualan sepeda motor sempat alami penurunan. Pada September distribusi dari pabrik ke diler (wholesales) jumlahnya 567.173 unit alias lebih sedikit 1,88 persen dibanding Agustus yang penjualannya mencapai 578.041 unit.
"Kalau memang ada perlambatan pun harus diperiksa dahulu dan analisa untuk segmennya, apakah yang middle atau premium. Pun yang dengan entry, wholesales (data AISI) itu kan semuanya ya jadi belum clear kita posisinya yang mana," kata Rifki lagi.
Rifki tak menampik, dampaknya bisa saja akan benar-benar terasa apabila kebijakan tarif PPN benar-benar turun. Seperti meningkatkan daya beli masyarakat, utamanya untuk segmen menengah ke bawah dan menengah ke atas.
Perbesar
Petugas menyelesaikan produksi motor di pabrik Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) di Jakarta Timur. Foto: Dok. YIMM
"Saya sependapat dengan AISI. Karena mungkin roda dua itu, meski ada pengaruh, namun tidak impactfull seperti sektor roda empat dan bahkan tidak menutup kemungkinan karena dari (penurunan penjualan) mobil itu pindah membeli motor," katanya menambahkan.
Ketua Bidang AISI (Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia), Sigit Kumala optimistis penjualan kendaraan roda dua di Tanah Air tetap sesuai target yang telah ditetapkan. Kendati, kondisi pasar tengah bergejolak.
"Saya sampaikan AISI masih menetapkan target (penjualan) hingga akhir tahun itu 6,4 juta hingga 6,7 juta unit. Ini tidak berubah karena penjualan sampai Agustus lebih kurang angkanya serupa dengan tahun lalu," katanya ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.