TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA- Mimpi Indonesia menjadi tuan rumah gelaran Olimpiade 2036 dipastikan sirna. Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC) meminta seluruh federasi olahraga internasional tak menyelenggarakan kejuaraan di Indonesia.
Meski tidak berbentuk larangan formal, rekomendasi ini dinilai berdampak besar dan berpotensi mengisolasi Indonesia dari kalender olahraga dunia.
Keputusan IOC ini diambil setelah Indonesia menolak menerbitkan visa bagi atlet Israel yang akan berlaga di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta.
Padahal sebelum penolakan menerbitkan visa untuk atlet Israel, Indonesia sempat menjadi kandidat kuat tuan rumah Olimpiade 2036.
Penyelenggaraan Olimpiade juga telah direncanakan berpusat di Nusantara, ibu kota baru yang tengah dibangun di Kalimantan Timur, dengan konsep kota hijau dan futuristik sebagai simbol kemajuan bangsa.
Bahkan, rencana menjamu Olimpiade Remaja 2030 telah disiapkan sebagai langkah awal menuju penyelenggaraan Olimpiade penuh enam tahun kemudian. Namun, semua mimpi itu dipastikan pupus.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Indonesia, Erick Thohir, menegaskan pemerintah memahami sepenuhnya konsekuensi dari keputusan tak menerbitkan visa untuk atlet Israel.
Ia menyebut langkah itu bukan hanya keputusan politik, tetapi juga bagian dari upaya menjaga ketertiban dan kepentingan publik.
“Kami di Kemenpora, sebagai wakil Pemerintah Indonesia, berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan, ketertiban umum dan kepentingan publik dalam setiap penyelenggaraan event internasional,” tulis Erick Thohir di akun Instagram resmi miliknya, Kamis (23/10).
"Kami memahami bahwa keputusan ini membawa konsekuensi, di mana selama Indonesia tidak dapat menerima kehadiran Israel, IOC memutuskan bahwa Indonesia tidak dapat menjadi tuan rumah kejuaraan dunia, event Olimpiade, Youth Olympic Games, dan kegiatan lain di bawah payung Olimpiade,” sambungnya.
Meski demikian, Erick menegaskan Indonesia akan tetap aktif di kancah olahraga internasional, terutama di tingkat regional.
“Indonesia akan terus berperan aktif dalam berbagai ajang olahraga di tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun dunia, sehingga olahraga Indonesia dapat menjadi duta dan cerminan kedigdayaan bangsa di mata dunia,” ujar Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) itu.
Senada, Menteri Koordinator Bidang Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra menyatakan, mengeklaim keputusan pemerintah tak menerbitkan visa untuk atlet Israel mendapat dukung publik dalam negeri.
Ia menegaskan, keputusan itu konsisten dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang tidak mengakui Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.
“Penolakan visa itu sesuai dengan komitmen Indonesia dalam mendukung Palestina,” ujarnya.
Dengan keluarnya Indonesia sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade 2036, kini peluang beralih ke empat kandidat utama: India, Qatar, Turkiye, dan Chile. Namun, menurut IndiaSportsHub, India bakal menjadi kandidat tuan rumah terkuat karena telah secara resmi mengajukan penawaran.
Mengulang sejarah 1962
Keputusan IOC kali ini mengingatkan pada peristiwa serupa tahun 1962, ketika Presiden Soekarno menolak keikutsertaan atlet dari Israel dan Taiwan dalam Asian Games Jakarta.
Akibatnya, Indonesia diskors dari IOC dan menanggapi sanksi itu dengan menciptakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo) —ajang tandingan yang bersifat politis. (Kompas.com)