Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur menyiagakan sebanyak 400 personel untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh unsur dalam mengantisipasi banjir di wilayah setempat.

"Ada sekitar 300 sampai 400 personel perwakilan dari TNI, Polri dan unsur lainnya untuk menghadapi musim penghujan ini dan potensi banjir," kata Wali Kota Jakarta Timur Munjirin di Jakarta, Jumat.

Seluruh unsur mulai dari TNI, Polri, Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), Bina Marga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga Dinas Sosial. Instansi-instansi tersebut menyiapkan personel, sarana dan prasarana untuk menghadapi kemungkinan bencana termasuk banjir.

Selain itu, sebagai langkah konkret, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) disiagakan untuk melakukan penyedotan di titik-titik genangan.

Lalu, personel dari Dinas Perhubungan akan membantu pengaturan lalu lintas di lokasi banjir. "Kita sudah sampaikan pembagian tugas secara jelas dalam koordinasi wilayah maupun pengecekan saat apel ini," katanya.

Munjirin menegaskan, seluruh jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur berkomitmen bekerja keras dalam mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada.

Langkah mitigasi bencana ini juga terus ditingkatkan agar dampak musim hujan dapat diminimalkan.

Pihaknya berusaha semaksimal mungkin, mengerahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencegah dan menangani bencana banjir di wilayah Jakarta Timur. "Intinya, kita tidak hanya reaktif ketika banjir datang, tapi juga fokus pada pencegahan," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di kota-kota besar di Indonesia pada Jumat umumnya berpotensi diselimuti awan.

Pulau Jawa pada umumnya berpotensi diselimuti awan, seperti di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Sementara Serang dan Semarang diguyur hujan ringan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pemerintah daerah (pemda) meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi banjir dan cuaca ekstrem seiring dengan sebagian besar wilayah Indonesia memasuki peralihan dari musim kemarau ke hujan.

Berdasarkan Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, curah hujan tinggi dalam periode peralihan ini dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi.