Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 37 dokter baru Fakultas Kedokteran (FK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengucapkan sumpah profesi dan menyatakan siap mengabdi untuk negeri yang disampaikan di Auditorium Tadjudin, UIN Jakarta.

Momentum Sumpah Dokter ke-54 bertepatan dengan Hari Santri 2025. Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar menyampaikan rasa syukur atas lahirnya para dokter baru dari UIN Jakarta yang tidak hanya menguasai ilmu medis tetapi juga berkarakter santri.

“Menjadi dokter bukan sekadar profesi, tapi jalan pengabdian. Sebagai dokter muslim, kalian harus menjadi penyelamat kehidupan dan penjaga iman,” ujar Asep dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Sementara itu, Dekan FK Achmad Zaki menegaskan sumpah dokter bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan pengabdian.

“Sumpah dokter bukan sekadar seremonial akademik, tetapi ikrar moral dan spiritual. Dari hari ini, tanggung jawab kalian bukan lagi kepada dosen, melainkan langsung kepada masyarakat,” katanya.

Perwakilan dokter baru, Silvie Willia Marsyida, menyampaikan rasa syukur dan harapan agar seluruh sejawatnya dapat menjadi dokter yang amanah dan bermanfaat bagi umat.

“Sumpah ini bukan sekadar kata-kata, melainkan ikrar tanggung jawab kami di hadapan Allah, masyarakat, dan profesi. Semoga ilmu yang kami peroleh menjadi amal jariah yang terus mengalir,” katanya.

Silvie yang juga penerima Beasiswa Santri Berprestasi Kementerian Agama itu mengungkapkan bahwa santri menjaga agama dengan ilmu dan akhlak, dokter menjaga kehidupan dengan ilmu dan pelayanan.

“Keduanya sama-sama untuk kemaslahatan umat,” ujarnya.

Selain para dokter, Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga menggelar pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker Angkatan ke-15 di Auditorium Harun Nasution.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta Ali Munhanif mengingatkan bahwa dunia kerja saat ini tidak bisa hanya dihadapi dengan disiplin dan latar belakang pendidikan saja, melainkan juga membutuhkan keterampilan, kecerdasan, dan bakat.

“Dunia kerja saat ini tidak bisa lagi kita pahami sebagai dunia kerja yang sulit dan orang bisa berkesan di dunia kerja seperti itu dengan disiplin, tapi semuanya itu membutuhkan aspek-aspek lain selain sekedar masalah latar belakang kerjanya, misalnya skill, intelligence, dan kemampuan lainnya,“ kata dia.