Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA memperkuat peran perguruan tinggi sebagai Kampus Berdampak untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

"Selamat kepada Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA, beliau sosok yang membawa semangat baru, visi segar, dan tekad kuat untuk melanjutkan perjuangan besar membangun Unusa sebagai menara ilmu yang semakin tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia," ucapnya saat hadir dalam pelantikan Prof. Triyogi Yuwono sebagai Rektor Unusa periode 2025–2030 di kampus setempat, Surabaya, Sabtu.

Prof. Triyogi menggantikan Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng yang telah memimpin Unusa selama dua periode (2015–2025).

Gubernur Khofifah berharap kepemimpinan baru Unusa mampu membawa universitas tersebut menuju era digital, inovatif, dan berdaya saing global dengan tetap menjunjung tinggi jati diri Islam.

"Perguruan tinggi dituntut hadir, tidak sekadar melalui teori, tetapi melalui karya nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat," ujar Khofifah.

Ia menjelaskan konsep Kampus Berdampak merupakan ajakan agar perguruan tinggi tidak berhenti sebagai menara gading ilmu pengetahuan, tetapi menjadi mercusuar peradaban yang mampu menjawab tantangan sosial, kemiskinan, kesenjangan, kesehatan, hingga isu lingkungan dan energi.

Menurutnya, perguruan tinggi berperan penting menghadirkan riset yang melahirkan teknologi tepat guna untuk pemberdayaan desa, solusi kesehatan digital yang menjangkau pelosok, inovasi energi terbarukan, dan gagasan kebijakan berbasis data.

"Ini akan menjadi insight bagi pemerintah dan pemerintah dapat lebih tepat dalam mengambil keputusan," ujarnya.

Melalui pengabdian yang terukur, lanjut dia, kampus dapat memperkuat pendidikan dasar, membina usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta menumbuhkan wirausaha baru dari lulusan yang berjiwa kreatif dan mandiri.

"Inilah makna sejati dari Kampus Berdampak, bukan hanya berkompetisi dalam peringkat internasional, tetapi berkontribusi nyata dalam menjawab kebutuhan rakyat dan meneguhkan arah peradaban Indonesia menuju masa depan," katanya.

Khofifah menambahkan perguruan tinggi juga harus tampil sebagai intellectual capital yang menanamkan daya juang, membangun watak pembelajar, serta menumbuhkan sikap inovatif untuk memperkuat daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

"Perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai laboratorium peradaban dimana riset, inovasi, dan kepedulian sosial berpadu untuk menjawab tantangan global," katanya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng atas pengabdian dan kepemimpinan selama satu dekade di Unusa.

"Terima kasih Prof Jazidie, saya yakin nilai-nilai, budaya kerja, dan semangat transformasi yang telah ditanamkan akan terus hidup dan menjadi fondasi kokoh bagi perjalanan Unusa ke depan," ujarnya.