Lomba Menu B2SA Ponorogo Tonjolkan Sukun dan Porang, Bupati: Pangan Lokal Jadi Referensi Menu MBG
Sudarma Adi October 27, 2025 04:30 PM

Poin penting:

  • Acara: Lomba Cipta Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, Aman).
  • Peserta: Emak-emak PKK dari 21 Kecamatan se-Ponorogo.
  • Fokus Menu: Penggunaan Pangan Lokal non-beras (Sukun, Jagung, Porang).

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Puluhan emak-emak dari 21 Kecamatan seluruh Kabupaten Ponorogo mengikuti Lomba Cipta Menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).

Menu-menu yang disajikan pun beragam. Menu utama (karbohidrat) yang disajikan tidak hanya berbahan dasar padi. Namun juga ada dari sukun, jagung, porang maupun yang lainnya.

Selain karbohidrat yang beragam, juga sumber protein yang beragam. Dan lain-lainnya yang bersumber dari pangan lokal Bumi Reog.

Pantauan di lokasi, Gedung Sasana Prajq, Jalan Diponegoro, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko beserta Susilowati Sugiri Sancoko berkeliling mencicipi satu-satu menu yang dibuat oleh emak-emak PKK.

“Enak-enak, menu-menunya jempol semua ini. Bisa jadi refrensi, mungkin MBG (Makan Bergizi Gratis) barang kali referensinya pakai menu lokal,” ungkap Kang Giri—sapaan akrab—Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

Kang Giri menjelaskan bahwa menu yang disajikan bukan berasal dari beras dan tepung. Emak-emak PKK, mencoba kearifan lokal. di setiap kecamatan/desa di Ponorogo setiap daerah itu punya makanan dan tumbuhan lokal.

“Yang nilai gizinya tidak kalah dengan beras dan tepung. makanya kita coba rasanya disesuaikan dengan lidah, disesuiakn dengan perkembangan zaman. Dan yang jelas sehat,” urainya.

Sehingga, menu yahg disajikan tidak sekedar untuk lomba saja. Namun bisa menjadi refrensi untuk menu MBG ke depannya.

“Barang kali referensinya pakai menu lokal. ini bahan bakunya dari inti sari lokal, kalau kebutuhannya lokal pasti nyambung lah. bahannya mudah didapat dan melimpah ruah, tinggal diulik sedikit sudah bagus,” urainya.

Ketua TP PKK Ponorogo, Susilowati Sugiri Sancoko menyatakan bahwa  lomba cipta menu B2SA. Dimana menunya  beragam artinya memang sudah terbiasa dengan nasi, maka beragam itu tidak hanya nasi saja yang dimakan.

“Ditunjukkan menu tidak hanya nasi. Tapu ada olahan yang lainnya. seperti jagung, tales ternyata bisa digunakan untuk menu makanan. Kadang kita kalau makan nasi lauknya mie, sama-sama karbohidrat,” tambahnya.

Susilowati mengaku kenapa harus beragam? Lantaran tubuh membutuhkan gizi yang beragam. Bukan hanya balita yang membutuhkan makanan bergizi dan beragam.

“Mbahkung, mbah uti maupun lainnya. Bergizi dan berimbang itu artinya ada karbohidrat , protein, sayur, buah. Ini harus lengkap. kapan dimulai? setiap hari, tidak menunggu besuk dan lusa,” tambahnya.

Sementara untuk aman itu artinya mulai penanaman bisa dikontrol, tidak ada pestisida, lebih baik organik. Sehingga, dia  ingin ibu-ibu PKK kecamatan selalu menyosialisasikan ketahanan pangan pekarangan. 

“Kalau kita tau cara menanamnya maka kita tau ini tidak ada bahan kimianya, dan aman untuk anak-anak. Kalau beli memang agak susah. Harapan kami, PKK kabupaten tetap mengadakan lomba, karena saya ingin menu yang diolah ibu-ibu ini diturunkan ke masing2 desa,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.