Separuh dari 27 Kampung Wisata di Kota Yogya Tak Aktif, Hanya Sebatas Papan Nama
Pandangan Jogja October 28, 2025 02:40 AM
Pemerintah Kota Yogyakarta mencatat terdapat 27 kampung wisata di wilayahnya, namun hanya sekitar separuh yang dinilai masih aktif. Sisanya belum menunjukkan kegiatan wisata yang berjalan secara konsisten dan hanya memiliki penanda nama.
“Dari 27 kampung wisata itu memang baru separuh lebih yang belum optimal, banyak yang hanya sebatas papan nama,” ujar Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Patricia Heni Dian Anitasari, saat ditemui Pandangan Jogja, Jumat (25/10).
Patricia menyebut permasalahan utama terletak pada pengelolaan dan aktivitas yang tidak berkelanjutan. “Mungkin dari sisi sumber daya yang mengelolanya belum optimal,” katanya.
Menurutnya, kampung wisata idealnya memiliki kegiatan rutin yang bisa diikuti wisatawan secara langsung. Ia mencontohkan sistem di Pulau Bali. “Seperti di Bali kita mau datang lihat hari kecak, semua ada. Kampung wisata di Jogja ke depannya harus seperti itu,” ujarnya.
“Kampung wisata itu harus terlihat potensinya. Misalnya ada latihan menari setiap hari, atau saat hari tertentu dibuka untuk umum ada sendratari,” tambah Patricia.
Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Patricia Heni Dian Anitasari. Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi Darma
zoom-in-whitePerbesar
Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta, Patricia Heni Dian Anitasari. Foto: Pandangan Jogja/Gigih Imanadi Darma
Ia juga menyinggung soal tren wisatawan harian yang berdampak pada minimnya perputaran ekonomi di kampung wisata. “Sekarang kan dengan kemudahan transportasi, orang pagi datang malam balik. Atau cuma malam kulineran, paginya pulang lagi,” tuturnya.
“Bagaimana caranya orang datang ke Jogja merasa nyaman, dan tinggal lebih lama,” tambahnya.
Patricia menilai beberapa wilayah masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan, salah satunya Kotagede. “Di Kota Gede, perak itu kan sudah sampai nasional dan internasional. Tapi di situ tidak hanya perak. Ada makam Raja-Raja Mataram, ada kembang waru yang kita coba angkat lagi,” jelasnya.
Ia menegaskan, pengembangan kampung wisata membutuhkan keterhubungan lintas sektor. “Nanti akan kita coba berkolaborasi dengan dinas terkait bagaimana ini menjadi suatu kawasan yang berintegrasi,” ujarnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.