Penjelasan Yayasan SPPG Usai Ratusan Siswa di Sleman Diduga Alami Keracunan MBG
Pandangan Jogja October 28, 2025 02:40 AM
Yayasan Mitra Karya Maporina selaku lembaga yang menaungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sinduadi memberikan penjelasan usai ratusan siswa di Kecamatan Mlati, Sleman, diduga mengalami keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pembina yayasan, Ratna Susanti, menyebut pihaknya telah menarik sekitar 1.800 porsi makanan dari dua sekolah yang siswanya bergejala, yakni SMP Negeri 2 Mlati dan MAN 3 Sleman.
“Ada yang kami tarik, tapi nggak semuanya karena ada yang meminta. Ada 1.800-an tapi kepastiannya saya konfirmasi ke dapur lagi,” kata Ratna saat dihubungi, Jumat (24/10).
Ratna menjelaskan makanan yang ditarik dikategorikan sebagai sampah dan telah dibuang ke tempat pembuangan khusus.
“Kita ada tempat pembuangannya untuk sisa-sisa itu. Per seminggu dua kali disedot dari tempat pembuangan,” ujarnya.
Proses Produksi dan Pengawasan
Petugas mempersiapkan proses distribusi makanan di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sinduadi, Sleman, Jumat (25/10). Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mempersiapkan proses distribusi makanan di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sinduadi, Sleman, Jumat (25/10). Foto: Pandangan Jogja/Resti Damayanti
Ia menyampaikan dapur SPPG memproduksi sekitar 4.000 porsi makanan per hari untuk sekolah penerima MBG di wilayah Sleman. Proses memasak dilakukan sejak pukul 02.30 WIB dan diawasi tenaga ahli gizi.
“Kita open fire ya, buka kompor itu pemanasan kompor itu di jam setengah tiga,” tuturnya.
Menu opor ayam yang dikonsumsi siswa bergejala disebut sebelumnya tidak pernah menimbulkan masalah.
“Menu opor ini sebenarnya sudah kita ulang-ulang per dua minggu, jadi selama dua bulan itu tidak ada masalah. Cuma nggak tahu yang ini, ini baru dalam proses penelitian (pemeriksaan lab),” kata Ratna.
“Chef yang kita punya itu juga sudah bersertifikasi,” sambungnya.