SURYA.CO.ID, KEDIRI - Peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) dinilai semakin krusial dalam membimbing generasi Z (Gen Z) agar mampu menentukan arah karier dan pendidikan sesuai potensi diri.
Hal ini diketahui dalam forum kegiatan tes kemampuan akademik yang digelar di MAN 1 Kabupaten Kediri hasil kolaborasi antara Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) MA Kediri dengan Ginza Education, Selasa (28/10/2025).
Ketua MGBK MA Kediri, Avif Maulinda menjelaskan bahwa guru BK dihadapkan pada perubahan kharakter dan pola pikir peserta didik yang semakin kritis dan terbuka.
Menurutnya, pendekatan lama yang hanya bersifat mengarahkan dari sisi akademik sudah tidak lagi cukup.
"Anak-anak sekarang lebih kritis, mereka ingin dipahami, bukan sekadar diarahkan. Tugas guru BK adalah membantu mereka mengenali potensi diri dan menyesuaikannya dengan pilihan karier yang realistis," kata Avif.
Guru MAN 3 Kediri ini menambahkan, salah satu tantangan terbesar saat ini adalah kesenjangan antara keinginan siswa dengan kemampuan yang dimiliki. Kondisi itu seringkali membuat siswa salah dalam memilih jalur studi atau karier.
"Kami ingin anak-anak menyadari pentingnya memilih peta karier sesuai kemampuan dan minatnya. Di sinilah guru BK harus hadir bukan hanya memberi saran, tetapi mendampingi dengan data dan pemahaman yang lebih mendalam," tambahnya.
Avif juga menyoroti bahwa semangat belajar siswa MA di Kediri masih tinggi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi masih mencapai sekitar 70 persen.
Namun guru BK tetap perlu memastikan agar minat tersebut dibarengi kesiapan dan strategi yang matang. "Ini yang menjadi PR kita bersama untuk bisa membimbing murid menuju cita cita ya," ungkapnya.
Sementara Direktur Utama Ginza Education, M Syamsul Ma’arif menyampaikan bahwa pendampingan berbasis data menjadi kunci untuk meningkatkan peluang siswa diterima di perguruan tinggi negeri.
Ginza Education telah bekerja sama dengan berbagai sekolah di Kediri untuk memberikan konsultasi karier dan pendidikan.
"Kami memanfaatkan data nilai rapor dan profil siswa untuk membaca peluang mereka diterima di program studi tertentu. Pendekatan ini lebih objektif dan membantu siswa memilih jurusan sesuai kompetensi," jelas Syamsul.
Syamsul menambahkan, banyak kegagalan siswa dalam seleksi perguruan tinggi bukan disebabkan kurangnya kemampuan. Ttetapi karena ketidaksesuaian antara keinginan pribadi, kemampuan akademik, dan harapan orangtua.
"Kadang anak ingin masuk jurusan tertentu, tetapi orangtua punya keinginan lain. Perbedaan ini sering jadi kendala. Maka guru BK punya peran penting untuk menengahi dan mengarahkan dengan bijak," bebernya.
Secara nasional, Ginza Education mengaku telah mendampingi lebih dari 15.000 siswa dengan tingkat keberhasilan mencapai 82 persen dalam seleksi perguruan tinggi negeri melalui jalur SNBP dan SNBT.
Syamsul optimistis potensi pelajar di Kediri cukup besar untuk mengikuti jejak keberhasilan itu, terlebih jika peran guru BK dimaksimalkan dalam mendampingi siswa sejak dini.
Kegiatan di MAN 1 Kediri ini diharapkan menjadi momentum bagi para guru BK untuk memperbarui pola kerja mereka tidak lagi sekadar memberikan bimbingan formal.
Tetapi menjadi mitra strategis siswa dalam merancang masa depan di tengah persaingan pendidikan yang semakin ketat. *****