Lidea Feed

Dusun Jombor, Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY tengah viral usai meledaknya film Abadi Nan Jaya. Film horor bertema zombi tersebut jadi favorit di Netflix setelah dirilis 23 Oktober silam.

Abadi Nan Jaya digarap oleh Kimo Stamboel dan dibintangi Mikha Tambayong, Eva Celia, Donny Damara, dan Marthino Lio. Film ini sukses menampilkan suasana pedesaan yang asri namun mencekam, yang membuat penonton penasaran dengan lokasi aslinya.

Dalam film, desa tersebut bernama Wanirejo. Di alam nyata, desa tersebut adalah Dusun Jombor yang menjadi lokasi syuting.

Lalu seperti apa suasana dusun yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul itu?

Jumat (31/10), kumparan berkesempatan menilik Dusun Jombor. Melihat kandang sapi yang dijadikan kantor polisi dan jalan lurus dengan pemandangan sawah yang ikonik di film Abadi Nan Jaya.

Memasuki Dusun Jombor, suasana tenang langsung menyambut. Sejumlah petani pagi ini sibuk beraktivitas di ladangnya.

Konferensi Pers dan Gala Premiere film Abadi Nan Jaya di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (22/10/2025). Foto: Dok. Netflix

Panorama begitu indah, sebuah jalan lurus diapit sawah dengan latar belakang perbukitan yang jadi perbatasan antara Kabupaten Bantul dan Gunungkidul.

Proses syuting film ini berlangsung sebulan di pertengahan tahun 2024. Warga menjaga komitmennya untuk tak membocorkan proses pembuatan film sebelum film tayang.

"Bagus, saya melihat bagus (filmnya)," kata Sumiyati (60), warga Dusun Jombor.

Pemandangan membentang Dusun Jombor yang viral usai menjadi lokasi syuting sebuah film di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Sumiyati mengatakan sudah melihat cuplikan film tersebut. Di situ dia sempat pangling dengan dusunnya.

Sumiyati pun bercerita selama proses syuting ini beberapa petani mendapat kompensasi karena lahannya turut digunakan. Para kru juga ramah dengan warga.

"Saya lahannya dibuat seperti jembatan. Mendapat (kompensasi) Rp 1 jutaan. Nggak merugikan petani," bebernya.

Sariyanti (43), warga lain, mengatakan proses syuting berlangsung hampir sebulan. Sawah miliknya pun disewa saat itu. Jalan juga ditutup ketika proses syuting berlangsung.

"Ini (kandang sapi) digunakan untuk Polsek. Yang diledakkan (dalam film) bukan ini, tapi bikin bangunan sendiri terus diledakkan," kata Sariyanti di sela-sela beraktivitas di sawah.

Dia mengatakan baru kali ini dusunnya dijadikan lokasi syuting. Sepengetahuannya ada salah satu warga yang juga ikut syuting menjadi zombi atau mayat hidup.

Meski antusias dengan syuting film ini, Sariyanti mengatakan warga bisa menahan diri tak mengunggah video proses syuting ke media sosial.

"Nggak boleh. Nggak ada yang berani upload," katanya.

Malam Hari Lampu Dimatikan

Saat itu warga juga kooperatif melancarkan jalannya syuting. Misalnya tak menghidupkan lampu pada malam hari.

"Kalau di rumah juga malam dimatikan lampunya semua, tidak boleh ada yang dihidupkan," bebernya.

Warga juga menjaga ketenangan secara proses syuting berlangsung.

"Tidak boleh ada suara. Nginti-ngintip (nonton proses syutingnya)," bebernya.

Saat syuting pun menurutnya biasa saja, tetapi begitu film sudah jadi dan tayang dirinya tak menyangka. "Jadinya bagus banget," pujirnya.

"Nggak pikiran seviral itu ternyata malah meledak," imbuhnya.

Panorama yang Indah

Sariyanti tak mengetahui pasti alasan dusunnya dipilih sebagai lokasi syuting. Namun menurutnya panorama yang indah jadi salah satu alasannya.

"Kalau untuk (film) zombi kayaknya (suasananya) masuk," ujarnya.

Menjadi lokasi film horor, lalu apakah dusun ini juga banyak kejadian mistis?

"Alhamdulilah selama saya hidup di sini nggak pernah. Dipilih karena view-nya," bebernya.

Apalagi di pertengahan 2024 itu sawah-sawah di sini sedang indah-indahnya.

"Kemarin pas padi semuanya. Jadi bagus," kata Sariyanti

Sariyanti pun sempat melihat di media sosial bahwa dusunnya jadi pembahasan netizen. Dia mengaku senang-senang saja dengan kondisi ini.

Aktris Eva Celia (kanan) dan Mikha Tambayong menghadiri Gala Premiere film Abadi Nan Jaya di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan