Rio de Janeiro Berdarah: 121 Tewas, Keluarga Menunggu di Balik Pagar Kamar Mayat
kumparanNEWS October 31, 2025 04:40 PM
Kamar mayat di Rio de Janeiro, Brasil, dipenuhi anggota keluarga yang cemas menanti kabar kerabat dan saudaranya, Kamis (30/10). Beberapa hari sebelumnya, polisi Brasil menyerbu kartel narkoba di wilayah kumuh setempat.
Otoritas Brasil menyebut penyerbuan itu menewaskan 121 orang. Sebanyak empat di antaranya adalah anggota kepolisian.
Kepolisian Brasil mengungkap operasi militer skala besar itu ditujukan untuk mencegah semakin meluasnya kartel narkoba Komando Merah. Kelompok itu menguasai daerah kumuh di Rio de Janeiro yang dikenal dengan sebutan favela.
Perbesar
Seorang anggota keluarga korban menangis saat menunggu kabar identifikasi jenazah setelah perang polisi dengan bandar narkoba di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (30/10/2025). Foto: Aline Massuca/REUTERS
Kesaksian warga setempat, serbuan polisi membuat wilayah favela seperti medan perang. Mayat-mayat bergelimpangan di jalanan sampai ada yang ditemukan di hutan-hutan di Rio de Janeiro.
Sampai Kamis pagi waktu setempat, masih ada 100 lebih jenazah yang belum teridentifikasi. Jasad-jasad itu ditempatkan di sejumlah kamar mayat.
Laporan jurnalis Reuters, karena proses identifikasi masih berlangsung, maka sejumlah anggota keluarga nampak berdiri di luar kamar mayat, sampai mengamati lewat pagar. Mereka menunggu kabar nasib keluarganya yang hilang usai serbuan maut itu.
Beberapa warga yang menunggu menyebut mereka mendapat info, adanya jenazah ditemukan dengan tubuh terikat. Terdapat pula luka siksaan di tubuh sejumlah jenazah.
Perbesar
Sejumlah keluarga korban berkumpul menunggu kabar saat mengidentifikasi jenazah setelah perang polisi dengan bandar narkoba di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (30/10/2025). Foto: Aline Massuca/REUTERS
Adanya dugaan penyiksaan memicu protes dari warga Brasil. Kekhawatiran warga memuncak karena pada tahun sebelumnya, Pemerintah Brasil mengakui bahwa 6 ribu orang dibunuh oleh anggota kepolisian.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Negara Bagian Rio de Janeiro, Victor Santos, membantah laporan penyiksaan warga.
“Setiap tindakan pelanggaran yang terjadi, yang saya percaya tak terjadi, akan diperiksa,” ujar Santos seperti dikutip dari Reuters.
Kendati dihujani kritik, Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro, menyebut operasi tersebut berlangsung sukses.