Melihat Ribuan Koleksi Jenis Baik di Museum Batik Danar Hadi 
October 31, 2025 09:30 PM

Melihat Ribuan Koleksi Jenis Baik di Museum Batik Danar Hadi 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Berdiri megah di Jalan Slamet Riyadi, Museum Batik Danar Hadi menjadi salah satu ikon kebanggaan Kota Surakarta. Diresmikan pada 20 Oktober 2000 oleh Megawati Soekarnoputri Museum ini menjadi bukti nyata komitmen keluarga Haji Santosa Doellah, pendiri Danar Hadi, dalam melestarikan warisan budaya batik Indonesia.

Museum ini bukan sekadar ruang pajang kain tradisional, melainkan juga pusat edukasi dan destinasi wisata budaya. “Misi Pak Santosa ada tiga,” ujar salah satu pemandu museum. “Melestarikan dan mengembangkan seni batik, memberikan edukasi kepada generasi muda agar lebih menghargai batik, serta menambah destinasi wisata di Kota Solo.” kata pemandu.

Museum Batik Danar Hadi Solo di Jalan Slamet Riyadi
Museum Batik Danar Hadi Solo di Jalan Slamet Riyadi (tribunjateng/mahasiswa UIN Solo Magang)

Sejak awal berdiri, Museum Batik Danar Hadi telah menjadi tempat favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Di dalamnya tersimpan sekitar 1.253 lembar kain batik dari total lebih dari 10.000 koleksi pribadi milik Pak Santosa. Koleksi tersebut menjadikan museum ini yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

“Banyak pengunjung yang baru tahu kalau batik itu tidak hanya berasal dari Solo dan Yogyakarta saja,” jelas pemandu. “Ada juga dari berbagai daerah lain di Jawa. Karena sebenarnya, batik itu memang berasal dari Pulau Jawa.”

Di antara koleksi yang paling langka, terdapat batik pengaruh Belanda yang banyak dicari para peneliti dan kolektor. Selain ruang pamer, museum juga dilengkapi fasilitas lengkap seperti toilet, area parkir, rumah makan, toko oleh-oleh, dan musala.

Setiap pengunjung wajib didampingi pemandu khusus agar dapat memahami makna dan filosofi tiap motif batik. “Kami tidak memperbolehkan pengunjung berkeliling sendiri,” kata pemandu. “Karena setiap kain punya cerita dan sejarahnya masing-masing.”

Meski proses produksi batik asli kini dipindahkan ke Kartasura sejak 2014, pengunjung tetap bisa melihat mini workshop di area museum. Namun, aktivitas membatik hanya bisa dilakukan di House of Danar Hadi, tempat pengunjung dapat mencoba langsung membatik bersama pengrajin.

Soal jumlah pengunjung, pihak museum menyebut fluktuatif. “Rata-rata bisa seratus orang per hari, tapi saat musim liburan atau summer time bisa mencapai tiga ratus lebih,” ungkap staf museum. Wisatawan asing biasanya ramai berkunjung pada bulan Juli hingga September, sedangkan wisatawan domestik meningkat pada libur panjang dan musim study tour sekolah.

Museum Batik Danar Hadi buka setiap hari pukul 09.00–16.30 WIB, dengan waktu istirahat 12.30–13.00 WIB. Harga tiket masuk dibanderol Rp45.000 untuk umum dan Rp25.000 untuk pelajar. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui Instagram @museumdanarhadi. (Isnaini Nurul Firdaus/Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Magang Jurnalistik UIN Raden Mas Said Surakarta Tribunjateng.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.