Memancing daripada Pak Harto dan Cerita-cerita Serta Mitos di Baliknya
Moh. Habib Asyhad November 01, 2025 01:34 PM

Beredar cerita dan mitos terkait Pak Harto yang selalu dapat ikan besar saat mancing. Mulai dari keberadaan marinir hingga rumpon nelayan.

--

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Soeharto punya bergam hobi jadi Presiden RI. Satu di antaranya yang paling mencolok adalah memancing. Tak hanya di sekitar Kepulauan Seribu, menurut beberapa sumber, hobi mancing daripada Pak Harto juga sampai ke Ujung Kulon, Banten.

Soal pancing-memancing ini, konon Pak Harto selalu mendapatkan hasilnya. Tersebarlah cerita atau mitos yang bermacam-macam terkait keberhasilan pria Kemusuk, Bantul, Yogyakarta itu.

Mitos yang paling populer tentu saja keberadaan marinir yang selalu siap-sedia di bawah laut untuk memastikan umpan Pak Harto selalu disantap ikan. Tapi mitos itu dibantah langsung oleh Harmoko, eks Menteri Penerangan, yang mengaku pernah menemani patron Orde Baru itu memancing.

Menurut Harmoko, kunci keberhasilan Pak Harto memancing tak lain dan tak bukan adalah kesabaran dan kepandaiannya dalam memancing ikan. Dalam Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya disebutkan bahwa salah satu keberhasila Pak Harto mancing adalah rumpon ikan.

“Ternyata rumpon ikan untuk nelayan yang saya bikin di Pulau Seribu berhasil. Ternyata banyak ikan yang bersembunyi di rumpon itu,” kata Pak Harto dalam buku tersebut.

Cerita Harmoko diajak mancing Pak Harto tertuang dalam buku Pak Harto The Untold Storie yang ditulis oleh Mahpudi, dkk.. Disebutkan bahwa pada 1987, Harmoko, yang ketika itu adalah Menteri Penerangan, diajak menemani Soeharto mancing. Ada juga pejabat lain seperti Fuad Hasan, Bustanil Arifin, dan Ismail Saleh.

Dalam momen itu, Harmoko mencoba mengklarifikasi mengenai keberadaan marinir di bawah kapal untuk membantu hobi presiden. "Lihat saja nanti," begitu jawab Soeharto.

Pria yang awalnya adalah wartawan itu kemudian membuktikan bahwa gosip keberadaan Marinir adalah sama sekali tidak benar. Soeharto mampu menangkap ikan besar karena memang ahli dalam hal tersebut, juga sabar.

Ada juga cerita seorang pengelola restoran bernama Hioe Husni Wirajaya yang pernah diajak menemani Pak Harto mancing. Hioe mengaku menemani Soeharto mengunjungi Pulau Tunda pada 26 April 1996.

Begitu sampai di Pulau Tunda, Soeharto langsung memancing. Tak butuh waktu lama, dia mendapatkan dua ekor kakap merah berukuran besar. Tapi tiba-tiba hujan turun disertai angin yang begitu kencang. Cuaca memburuk. Langit pun gelap. Seketika mereka menghentikan kegiatan memancing itu.

"Pada saat itu arus bawah laut juga deras, sehingga dari kapal Lemuru yang beliau gunakan memancing, Pak Harto pindah ke Kapal Madrim yang lebih besar, dan saya ikut bersamanya," kata Hioe.

Tapi peristiwa yang tidak biasa kembali terjadi. Ketika hendak mandi, Soeharto tiba-tiba kehabisan air. "Pak Harto tidak marah, beliau hanya meminta diberi air Aqua untuk melap tubuh. Saya menduga ada yang tidak sengaja atau lupa mematikan keran wastafel ketika mencuci tangan pada saat Bapak sedang memancing tadi," ujar Hioe.

Selain itu, saat hendak makan malam bersama para pejabat lainnya, termasuk Kepala Desa Tunda, genset di kapal tersebut tiba-tiba mati. Sedangkan, saat itu juga terjadi hujan, dan angin semakin menjadi-jadi.

Akibatnya, kapal harus ditambatkan ke kapal Baracuda. Dalam suasana seperti itu, diam-diam Hioe memperhatikan Pak Harto. "Saya melihat pandangan mata beliau tampak kosong. Saat itu juga Pak Harto memutuskan batal memancing di hari Sabtu besoknya karena memperkirakan arus masih akan sangat kuat hingga keesokan harinya," kata Hioe.

Hari Minggu-nya, Hioe pun mendapatkan kabar duka. Ibu Tien Soeharto meninggal dunia. Dia kemudan teringat tiga peristiwa tidak biasa yang terjadi pada Soeharto saat memancing beberapa hari sebelumnya.

"Saya tercenung dan menduga-duga, apakah tiga peristiwa dalam waktu berdekatan itu diantarkan alam semesta kepada Pak Harto, sebagai isyarat duka bagi beliau yang akan kehilangan istri terkasih untuk selamanya?" tanya Hioe.

Pakai perahu kecil tapi diikuti 3 kapal perang

Menurut mantan staf kepresiden Priyo Sambadha, Pak Harto biasanya menggunakan perahu kecil untuk mancing tapi ada kapal-kapal perang yang mengawalnya dari jauh.

Suatu ketika, Pak Harto memancing dengan menaiki kapal nelayan kecil. Seingat Priyo, kapal bertuliskan Semar itu hanya memuat 6-7 orang penumpang. Ketika itu Pak Harto juga tak ditemani seorang pun pejabat.

Namun dari kejauhan terlihat ada tiga bayangan kapal perang yang berjaga. "Beberapa speedboat yang ngawal belum cukup. Kadang terlihat siluet 3 kapal perang, yang berdiam dengan angker," ujarnya lewat Twitter.

Kapal-kapal perang tersebut berada jauh dari lokasi Soeharto ternyata bukan tanpa alasan. Mereka memantau dari jauh demi menjaga privasi sang presiden. "Mereka sengaja jaga jarak untuk memberikan rasa privasi pada Pak Harto yang sedang santai," ungkapnya.

Meski berada di lokasi yang jauh, pengawal yang berada di speedboat dan kapal perang berstatus siaga satu. "Mereka semua siaga satu," ungkapnya.

Priyo juga membeberkan soal suasana saat Presiden Soeharto memancing. Terlebih jika ikan belum juga menyambar umpan dari pancing Soeharto. Momen tersebut konon disebut sebagai momen yang menegangkan bagi penumpang kapal Semar.

"Nunggu sambaran ikan pertama ini selalu terasa sangaaat lama," lanjutnya. Saking menegangkannya, videografer dan fotografer istana hanya termangu. Mereka juga berdiam diri sembari memeluk kamera.

Sebagaimana disebut di awal, Soeharto menekuni sejumlah hobi. Salah satunya adalah hobi memancing. Soeharto bahkan disebut kerap mendapat ikan berukuran besar saat memancing.

Selain memancing, Soeharto ternyata juga hobi main golf. Semasa hidupnya, Soeharto sering main golf di lapangan golf Rawamangun, Jakarta. Saat main golf, Soeharto tak jarang mengajak beberapa pejabat dan menteri.

Usut punya usut Soeharto melakoni golf bukan hanya untuk olahraga, tapi juga untuk kepentingan politik. Bahkan, ada yang menyebut sejumlah kebijakan Soeharto kala itu lahir dari lapangan golf.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.