Indonesia dan Korea Selatan Sepakat Lanjutkan Proyek Pesawat Tempur KF-21
kumparanNEWS November 01, 2025 03:40 PM
Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung. Pertemuan tersebut digelar di sela-sela KTT APEC 2025 pada Sabtu (1/11).
Pertemuan kedua pemimpin negara mencerminkan komitmen kedua negara untuk memperkuat kemitraan strategis di berbagai bidang, salah satu yang dibahas adalah kerja sama bidang pertahanan. Mengenai pertahanan, Prabowo mengungkapkan kesiapan Indonesia untuk terus melanjutkan proyek pesawat tempur KF-21 yang sedang dikembangkan bersama Korsel.
Prabowo menjelaskan bahwa proses negosiasi proyek tersebut tengah berjalan dan melibatkan pembahasan teknis antara kedua pihak.
“Negosiasi masih berlanjut, dan tentu saja negosiasi selalu bergantung pada faktor ekonomi, harga, dan skema pembiayaan. Jadi, saya rasa para menteri kami akan terus berdiskusi dengan tim Anda, dan tim teknis kami juga akan melanjutkan hal ini,” ucap Prabowo dikutip dari keterangan tertulis Biro Pers, Media, Informasi Sekretariat Presiden pada Sabtu (1/11).
Selain di bidang pertahanan, kedua pemimpin negara juga turut membahas kemitraan pada sektor ekonomi.
Pertemuan bilateral Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Republik Korea Lee Jae Myung di sela-sela KTT APEC 2025. Foto: Dok. Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan bilateral Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Republik Korea Lee Jae Myung di sela-sela KTT APEC 2025. Foto: Dok. Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
“Saya bertemu pemimpin industri dan bisnis Korea ketika mereka berkunjung ke Indonesia. Kami berdiskusi panjang lebar, dan kami sangat terbuka untuk partisipasi Korea yang berkelanjutan dalam perekonomian kami. Kami berharap dapat melanjutkan kerja sama ini,” ujar Prabowo.
Dalam pertemuan itu, Presiden Lee menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan kolaborasi kedua negara di bidang pertahanan, khususnya dalam proyek pesawat tempur generasi baru KF-21. Lee juga mengaitkan hubungan erat kedua negara dengan nilai-nilai historis yang lahir dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
“Kita semua telah belajar dari sejarah bahwa Indonesia telah memimpin pembentukan Semangat Bandung. Dan jika kita melihat elemen-elemen kunci dari Semangat Bandung, itu adalah keseimbangan, otonomi strategis, kerja sama, dan pragmatisme. Dan nilai-nilai ini merupakan pilar yang sangat kuat bagi kebijakan luar negeri Korea,” tutur Presiden Lee.
Lee juga menekankan hubungan baik Korea Selatan dengan Indonesia harus telah berkembang pesat mencakup berbagai sektor strategis.
“Republik Korea (Korsel) dan Indonesia telah membangun kerja sama di berbagai bidang dalam jangka waktu yang panjang. Kita telah membangun kerja sama di berbagai bidang, misalnya, di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, serta di bidang pertahanan dan keamanan, dan kami telah membangun tingkat kerja sama ini ke tingkat yang sangat tinggi,” ujar Lee.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.