Ada banyak orang butuh makanan. Ke depan kita bicara bagaimana menyiapkan ketahanan pangan dan energi
Jakarta (ANTARA) - PT Astra Agro Lestari Tbk (Kode saham AALI) menyatakan komitmen untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit tanpa melakukan penambahan luas lahan perkebunan.
Presiden Direktur Astra Agro Djap Tet Fa mengungkapkan industri sawit sangat strategis, menurut perkiraan badan pangan dunia WHO, pada 2050 populasi penduduk dunia akan mencapai 10 miliar orang.
"Ada banyak orang butuh makanan. Ke depan kita bicara bagaimana menyiapkan ketahanan pangan dan energi. Dengan komitmen tidak menambah lahan, bagaimana produktivitas sawit bisa bertambah," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Untuk itu, lanjutnya, upaya yang dilakukan perusahaan yakni melakukan replanting atau peremajaan tanaman agar kebun sawit tetap produktif. Saat ini proses replanting sudah dimulai sebesar 30 persen.
Perusahaan, menurut dia, siap menambah replanting tanaman kelapa sawit hingga 8.000 hektare.
Tet Fa menjelaskan sejumlah alasan dilakukannya peremajaan tanaman karena semakin tua usia pohon kelapa sawit maka mengalami penurunan dalam produktivitas.
Selain itu, replanting juga dilakukan karena tinggi pohon sawit tinggi yang berusia tua bisa mencapai 20 meter sehingga akan menyulitkan para pemanen.
"Karena dia tinggi, persiapannya banyak. Dan itu juga produktivitasnya tidak banyak janjang yang bisa diproduksi oleh satu pemanen. Untuk tanaman tinggi itu juga sedikit (buahnya) dibanding tanaman yang lebih muda," katanya
Jika tanaman tua dipertahankan, tambahnya dalam acara Talk to the CEO 2025 di Pangkalan Bun Kalimantan Tengah , randemen CPO atau produktivitas minyak sawitnya juga akan rendah.
Tet Fa juga menyebutkan replanting yang dilakukan bakal menggunakan bibit-bibit unggul agar produktivitasnya lebih baik dibandingkan dengan yang sebelumnya.
Sementara itu Senior Vice President Research and Development Astra Agro Lestari Cahyo Wibowo menyebutkan pada 2025 perusahaan melepas bibit-bibit unggul dengan berbagai pembaruan serta keunggulan bernama DxP AAL Nirmala MRG, DxP AAL Lestari MRG, DxP AAL Sejahtera MRG.
Ketiganya merupakan varietas yang toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang yang menjadi ancaman utama perkebunan kelapa sawit, atau kerap disebut penyakit Ganoderma.
"Penyakit Ganoderma sudah menyebar luas di beberapa wilayah seperti Sulawesi Barat dan Sumatera. Karena itu, kami berupaya mengembangkan varietas yang memiliki ketahanan moderat terhadap penyakit ini, disertai kultur teknis yang baik agar tetap menghasilkan produktivitas tinggi,” ujarnya.
Sebelumnya pada 2020, Astra Agro juga merilis tiga varietas unggul kelapa sawit hasil pengembangan internal, yakni AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala yang dirancang untuk menjawab kebutuhan peningkatan produktivitas tanpa perluasan lahan tanam.
Selain ketahanan terhadap penyakit, varietas terbaru ini juga dirancang untuk mencegah partenokarpi atau buah kempet, sehingga kualitas buah lebih terjaga.
"Dengan kombinasi produktivitas tinggi, ketahanan penyakit, dan efisiensi budidaya, kami berharap varietas ini dapat menjadi solusi bagi industri sawit nasional dalam menghadapi tantangan global di masa depan," kata Djep Tet Fa.







