TRIBUN-BALI.COM - Acara bagi-bagi durian di Taman Kota Singaraja pada Minggu (2/11), mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang rela datang pagi-pagi demi mendapat durian gratis.
Salah satunya Kadek Ayu. Perempuan asal Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt ini rela berangkat pukul 05.30 Wita. "Saya tahu informasinya dari Media sosial. Karenanya dari jam setengah 6, saya sudah berangkat biar kebagian," katanya.
Hal senada dikatakan Agung Rama, yang juga berasal dari Desa Banjarasem. Ia mengatakan sejak pukul 07.00 Wita, dia sudah berada di lokasi demi durian gratis.
Diakui perjuangan mendapat durian gratis cukup berat. Sebab harus berdesakan dengan masyarakat lain. "Perjuangannya berat, saling dorong dengan masyarakat lain. Tapi saya senang bisa dapat dua buah," ucapnya.
Acara bagi-bagi durian ini sejatinya berlangsung pukul 07.00 Wita hingga 10.00 Wita. Acara ini merupakan inisiatif dari salah satu influencer lokal bernama Komang Doni Artawan.
Namun dari pantauan Tribun Bali di lapangan, sekitar pukul 07.45 Wita, pembawa acara mengumumkan jika durian sudah habis.
Kepada awak media, Doni mengatakan ada beberapa alasan dirinya berinisiatif bagi-bagi durian gratis. Pertama adalah untuk memajukan petani Bali agar semangat dalam budidaya durian, terutama durian lokal.
Sebab banyak petani menebang pohon durian lokal untuk diganti dengan durian premium, lantaran harga durian lokal cenderung murah.
Sebagai supplier durian wilayah Bali-Jawa, Doni tak memungkiri kebanyakan permintaan dari luar adalah jenis durian Montong.
Durian lokal sulit bersaing karena kurang dikenal. Padahal Buleleng punya peluang luar biasa untuk dikembangkan.
Dari segi kualitas, tekstur, warna, hingga ketebalan daging, menurutnya tak kalah dengan jenis durian yang banyak diminati.
"Oleh sebab itu saya bermaksud berbagi durian ke seluruh kabupaten/kota di Bali untuk mengenalkan durian lokal. Dengan demikian, petani menjadi lebih semangat budidaya durian lokal, durian lokal lebih dikenal dan semakin diminati, serta harga durian lokal lebih meningkat," ucapnya.
Diungkapkan pula, acara bagi-bagi durian gratis pagi itu juga sebagai upaya edukasi. Doni ingin berbagi tips pada masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri durian muda, hingga membedakan durian mana yang telah matang dan belum matang.
Kabupaten Buleleng dipilih menjadi lokasi pertama acara bagi-bagi durian gratis. Namun ia mengaku cukup kecewa. Sebab belum juga acara dimulai, durian yang disediakan sudah diserbu oleh masyarakat.
Ia mengaku menyediakan 1.200 buah durian dari target awal 1.000, dengan harapan seluruh masyarakat kebagian. Alih-alih terbagi rata, masyarakat justru mengambil lebih dari satu.
"Saya sudah siapkan 1.200 dari target 1.000, biar semua kebagian. Tapi ternyata sayang sekali dijarah. Ada yang bawa tas, ada yang ambil 2, 3, 4, bahkan 5 buah. Padahal rencana, satu buah itu untuk 3-4 orang. Saya juga sudah siapkan piring supaya dibagi rata," ucapnya.
Pemuda 21 tahun asal Desa/Kecamatan Sawan, Buleleng ini meminta maaf pada masyarakat yang kecewa karena tidak kebagian durian.
Peristiwa ini menjadi pelajaran dan evaluasi bagi dirinya. Sehingga dalam pelaksanaan acara di kabupaten lain, seluruh masyarakat bisa kebagian durian. (mer)