Cerita Tetangga saat Dapati Dosen Perempuan di Jambi Ditemukan Meninggal: Warga yang Lihat Menangis
Rizali Posumah November 03, 2025 01:30 AM
Ringkasan Berita:
  • Saksi bernama Madin Maulana yang juga Ketua Lingkungan Perumahan Al Kausar Residence menjadi satu di antara orang pertama yang menyaksikan penemuan jenazah EY.
  • EY ditemukan tewas di rumahnya, Al Kausar Residence, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, pada Sabtu (1/11/2025) sekira pukul 12.00 WIB.
  • Sebagai tetangga yang tinggal sekitar lima meter dari rumah korban, Madin mengaku tidak mendengar suara teriakan atau hal mencurigakan pada malam kejadian.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tetangga dari perempuan EY, dosen yang ditemukan meninggal di rumahnya, menceritakan bagaimana suasana saat pertama kali mayat korban ditemukan. 

Saksi bernama Madin Maulana yang juga Ketua Lingkungan Perumahan Al Kausar Residence itu menjadi satu di antara orang pertama yang menyaksikan penemuan jenazah EY.

Berawal pada Sabtu (1/11/2025) sekira pukul 12.00 WIB.

Kala itu, sejumlah rekan kerja EY dari kampus mendatangi Madin dan meminta bantuan mendobrak pintu rumah korban yang beralamat di Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.

Pasalnya, mereka khawatir sebab EY sudah dua hari tidak mengajar.

KORBAN - EY, dosen IAK SS Muara Bungo Jambi, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi inisial W.
KORBAN - EY, dosen IAK SS Muara Bungo Jambi, korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi inisial W. (Dok. Handout/via TribunJambi.com)

 Madin bersama para saksi kemudian sepakat mendobrak pintu rumah korban.

Betapa terkejutnya mereka saat masuk, EY ditemukan sudah terbujur kaku di tempat tidur rumahnya. 

“Saat masuk ke dalam, saya lihat sudah terbujur, wajahnya sudah tertutup bantal,” ujar Madin.

 “Saat itu lihat mayat, kami terkejut. Warga yang lihat juga menangis,” ucapnya.

Madin pun langsung menghubungi Polres Bungo. Tak berselang lama, polisi datang ke lokasi.

Sebagai tetangga yang tinggal sekitar lima meter dari rumah korban, Madin mengaku tidak mendengar suara teriakan atau hal mencurigakan pada malam kejadian.

Ia juga tidak mengetahui pasti kapan peristiwa itu terjadi.

EY sendiri bekerja di kampus yang diketahui terakreditasi B.

Kampus tersebut memiliki lima program studi yang berfokus pada administrasi dan kesehatan.

Ia disebut-sebut berasal dari Kuamang Kuning, Kabupaten Bungo.

Hasil Visum Ada Cairan

Pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dr. Sepriyedi dari RSUD H Hanafie Muara Bungo menemukan bukti kekerasan yang signifikan.  

Dokter menemukan lebam dan luka di area kepala dan leher, serta tanda-tanda mencurigakan di sekujur tubuh korban. 

Bukti-bukti kekerasan yang ditemukan antara lain: 

1. Luka di Kepala

Terdapat lebam di seluruh wajah dan benjolan besar di kepala bagian belakang dengan dimensi lebar sekitar 13 cm dan panjang 10 cm. 

2. Kekerasan Leher dan Bahu

Ditemukan lebam pada bagian leher dan memar di kedua bahu (kanan dan kiri), yang diduga akibat benda tumpul atau tajam. 

3. Dugaan Kekerasan Seksual

Tim medis juga menemukan adanya cairan pada bagian organ intim korban, yang mengindikasikan adanya dugaan kekerasan seksual. 

Dokter memperkirakan Dosen EY, yang merupakan warga Kecamatan Pelepat Ilir, ini telah meninggal dunia sekitar 12 jam sebelum ditemukan.  

Perkiraan waktu kematian ini didukung oleh temuan darah berwarna gelap yang keluar dari mulut dan hidung korban, yang mengindikasikan proses pembusukan awal.

Pelaku Seorang Polisi

Tterduga pelaku ternyata merupakan anggota dari Polres Tebo bernama Walidi.

Informasi yang diperoleh awak media, penangkapan terduga pelaku dilakukan setelah aparat melakukan pelacakan intensif terhadap keberadaan terduga pelaku.

Pasalnya, pelaku sempat melarikan diri dan berusaha agar tak ditemukan aparat. 

Dia ditangkap disebuah rumah kontrakan dan langsung dibawa ke Mapolres Bungo untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Penyelidikan intensif dan analisis fakta yang dilakukan Polres Bungo menemukan ada keterkaitan dengan seorang oknum anggota Polri yang berdinas di Polres Tebo berinisial W," jelas AKBP Natalena Eko Cahyono.

Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap korban.

Motif Lain

Dugaan sementara, motif pembunuhan sadis ini bersumber dari masalah sensitif.

"Motif sementara diduga karena masalah pribadi dan asmara antara pelaku dan korban," ungkap Kapolres.

Meskipun motif asmara dan masalah pribadi telah terkuak, pihak kepolisian menegaskan bahwa penyidik Satreskrim Polres Bungo masih mendalami motif lain yang mungkin melatarbelakangi perbuatan tersebut. 

Penyelidikan juga masih mencakup kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam pembunuhan ini.

Tanpa Toleransi

Kapolres Bungo menjamin proses hukum akan berjalan profesional dan transparan meski terduga pelaku adalah anggota kepolisian. 

Ini sesuai dengan perintah tegas dari Kapolda Jambi.

"Kami menegaskan, meskipun pelaku merupakan oknum anggota Polri, proses hukum dilakukan secara profesional, transparan, dan tanpa ada perlakuan khusus," tegas AKBP Natalena Eko Cahyono.

Ia berjanji tidak akan ada upaya penyembunyian kasus.

"Anggota yang bersalah akan diproses pidana umum dan juga kode etik kepolisian, tidak ada toleransi, siapapun dia," tandasnya.

Atas perbuatannya, pelaku disangkakan Pasal berlapis yakni pembunuhan dan pencurian yang disertai dengan kekerasan.

(Pravitri Retno W, TribunJambi.com/Mareza Sutan AJ/Darwin Sijabat, Kompas.com/Aryo Tondang)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

Artikel ini telah tayang di TribunJambi dan  Tribunnews.com

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com 

TribunJambi.com

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.