Hujan Deras Picu Banjir Lahar Dingin di Gunung Semeru
kumparanNEWS November 03, 2025 04:20 PM
Hujan deras memicu banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang. Banjir lahar dingin ini muncul setelah sejak Senin (2/11) gunung tertinggi di Pulau Jawa itu beberapa kali erupsi ringan.
Dari informasi Pos Pengamatan Gunung Api (PGA), terjadi lima kali banjir lahar dingin dari aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru. Banjir lahar dingin pertama tercatat pada Senin (3/11) pukul 11.54 WIB dengan terekam getaran seismograf hingga amplitudo maksimal 25 mm.
Banjir lahar dingin juga terjadi di daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru. Adapun aktivitas banjir lahar dingin terpantau terjadi di jam berikut:
Pukul 11.54 WIB dengan amplitudo maksimal 25 mm
Pukul 12.10 WIB dengan amplitudo maksimal 20 mm
Pukul 12.13 WIB, dengan getaran maksimal 35 mm
Pukul 12.50 WIB dengan getaran maksimal 15 mm
Pukul 12.57 WIB dengan getaran amplitudo maksimal 7 mm
"Untuk yang berada di sekitaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru dimohon untuk hati-hati, meningkatkan kewaspadaannya dan siaga dikarenakan visual gunung berkabut, dan hujan di daerah Semeru, potensi awan panas sewaktu-waktu bisa terjadi," kata petugas Pos PGA Semeru, Mukdas Sofian dalam keterangannya.
Sepanjang Senin dini hari, Gunung Semeru juga sudah tercatat empat kali erupsi, yakni:
Erupsi pertama terjadi pukul 00.21 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 500 meter. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 157 detik.
Erupsi kedua terjadi pukul 00.39 WIB dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 1.000 meter atau satu kilometer dari puncak kawah. Kolom abu teramati berwarna putih, hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 183 detik.
Erupsi ketiga pukul 00.57 WIB dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 700 meter di atas puncak gunung. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 158 detik.
Erupsi keempat pukul 10.04 WIB sudah tak terlihat visual pandangan karena tertutup kabut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.
Sepanjang pengamatan petugas pada Minggu 2 November 2025 sebanyak 125 kali erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 61-163 detik. Kemudian terjadi 31 kali gempa guguran dengan amplitudo 1-8 mm dan lama gempa 31-119 detik.
"Terjadi 13 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-7 mm, dan lama gempa 33-73 detik, tiga kali harmonik dengan amplitudo 2-3 mm, dan lama gempa 163-247 detik, satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4 mm, S-P 14 detik dan lama gempa 34 detik, serta kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 12 mm, dan lama gempa 787 detik," paparnya.
Mengacu pada aktivitas vulkanik tersebut, petugas masih mengkategorikan Gunung Semeru dalam status level II atau waspada. Hingga Senin siang, dari informasi aktivitas hujan deras masih menyelimuti kawasan gunung setinggi 3.676 mdpl ini.