TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jalan pantura timur Semarang-Demak menjadi prioritas perbaikan paska-banjir.
Jalur pantura, tepatnya di Jalan Kaligawe rusak parah dan berlubang setelah beberapa hari lalu terendam banjir.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY, Moch Iqbal Tamher, mengatakan, penanganan jalan rusak telah dilakukan di Jalan Kaligawe, tepatnya di depan kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) hingga Terminal Terboyo. Jalan itu rusak karena hampir dua minggu tergenang banjir.
“Kami sudah melakukan penanganan sementara agar lalu lintas dapat berjalan fungsional,” ujarnya usai apel siaga bencana yang diikuti UPT Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen-PU) Jawa Tengah di workshop BBWS Pemali Juana, Selasa (04/11/2025).
Iqbal mengatakan, akhir Desember 2025 akan ada penandatanganan kontrak penanganan ruas jalan dari Semarang-Demak hingga Kudus. Ruas jalan itu akan ditinggikan sekitar satu meter.
“Nanti pelaksanaannya dari tahun 2025 hingga 2027. Segmen itu menjadi prioritas utama dalam paket ini (pekerjaan). Mudah-mudahan sudah bisa berfungsi Lebaran tahun depan,” tuturnya.
Iqbal menuturkan, hasil koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana melakukan sodetan di Unissula.
Tujuannya mempercepat aliran air yang masuk ke Kaligawe agar dapat didorong ke kolam retensi di Unisulla.
“Kami pun melakukan kolaborasi dengan Unissula,” tuturnya.
Lanjutnya, sodetan di wilayah Sayung Kabupaten Demak juga telah beroperasi sementara.
Pihaknya meminta dalam kondisi kedaruratan Satuan Kerja (Satker) dan Pejabat Pembuat Komitmen dapat melakukan percepatan.
“Alhamduliah sodetan itu hari ini sudah mulai berfungsi, diharapkan banjir di wilayah Polytron telah mulai surut,” ujarnya.
Selain jalur pantura timur, kata dia, pada akhir Desember 2025 akan dilakukan penanganan jalan mulai batas Losari-Jawa Barat, berlanjut Pemalang-Pekalongan, Kemudian Pekalongan-Batang. Selanjutnya penanganan berlanjut di Weleri Kendal, dan terakhir Semarang-Demak hingga Kudus.
“Segmen yang paling prioritas adalah peninggian Kaligawe setinggi satu meter,” tuturnya.
Ia mengatakan penanganan juga dilakukan di lintas penghubung Semarang-Bawen-Salatiga. Kemudian jalur pantai selatan (Pansela) dari Purworejo-Kebumen hingga perbatasan Purwokerto.
Siaga banjir
Sementara itu, Kepala BBWS Pemali-Juana Sudarto, telah menyiagakan 43 unit pompa dengan kapasitas 38 ribu liter per detik. Pihaknya juga telah menyiagakan personel setiap daerah sejak awal Oktober 2025.
“Kami sudah membuat grup Satgas Bencana. Sehingga bencana di manapun bisa kami tanggulangi. Contoh kejadian bencana yang bersamaan dengan Kota Semarang yakni Kabupaten Grobogan di Sungai Jajar dan Sungai KB 1 kami bisa melakukan penanganan 1 x 24 jam tuntas termasuk juga Kabupaten Pati,” katanya.
Menurutnya, banjir Kota Semarang menjadi evaluasi, pihaknya akan lebih memperhatikan prediksi cuaca dari BMKG. Dirinya mencontohkan mulai Selasa (4/11) hingga besok diprediksi hujan intensitas berat antara 50 sampai 150 milimeter per hari.
Adanya prediksi cuaca memudahkan BBWS untuk dapat mensimulasikan debit air yang masuk di Sungai Tenggang maupun Sringin.
“Kami mensiagakan yang pompa fix maupun existing dan pompa mobile pump dan pompa-pompa bantuan seluruh balai yang ada di seluruh Jawa Tengah,” tuturnya.
Ia mengatakan pembangunan tanggul laut saat ini masih terus berjalan. Tanggul laut diyakini bisa menanggulangi genangan ketika hujan.
“Karena ini masih belum selesai, sehingga prosesnya ditangani dengan penanganan darurat. Ke depan penanganan darurat tidak kami lakukan karena sudah selesai,” ujarnya. (Rahdyan Trijoko Pamungkas)