Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Dudung Abdul menyoroti pentingnya pengawasan di tingkat sekolah menyusul kekhawatiran munculnya aksi pembocoran soal Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang dilakukan oleh murid dengan memanfaatkan teknologi.

Dudung menegaskan meski secara umum pelaksanaan TKA jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) berjalan lancar dan belum ditemukan kendala berarti, pengawasan di sekolah tetap harus diperkuat untuk mencegah insiden serupa dengan yang sempat beredar di media sosial.

“Secara keseluruhan pelaksanaan TKA di tingkat SMA berjalan lancar karena sampai saat ini belum ada laporan terkait hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi kita juga harus waspada, jangan sampai ada siswa yang membocorkan soal untuk gelombang berikutnya,” ujar Dudung di Jakarta pada Rabu.

Menurutnya, potensi penyalahgunaan teknologi oleh siswa menjadi peringatan bagi sekolah untuk meningkatkan fungsi kepemimpinan dan tata kelola pendidikan.

“Ini yang saya maksud, leadership dan tata kelola sekolah harus ditingkatkan. Salah satunya adalah fungsi pengawasan. Kalau pengawasan di sekolah cukup kuat, peristiwa seperti yang muncul di TikTok itu tidak akan terjadi,” tegasnya.

Dudung menambahkan pemerintah pusat dan daerah sejatinya telah melakukan sosialisasi serta edukasi kepada para guru, kepala sekolah, dan masyarakat untuk menjaga integritas pelaksanaan TKA.

Senada dengan Dudung, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung Thomas Amirico menegaskan pentingnya menjaga integritas dan kejujuran selama pelaksanaan TKA.

“Kami pastikan gak ada kebocoran karena servernya di pusat, jadi daerah gak bisa mengakses,” katanya.

Menurutnya, secara teknis pemerintah daerah sudah siap sepenuhnya. Tantangan utama justru terletak pada kesiapan mental dan konsistensi belajar siswa.

Pada kesempatan yang berbeda, Wakil Kepala Humas SMAN 1 Kota Depok Eva Efrida menegaskan pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipatif untuk memastikan pelaksanaan TKA berjalan tertib dan bebas dari potensi pembocoran soal.

Ia mengatakan sekolah telah menerapkan pengawasan berlapis, mulai dari pengumpulan gawai dan barang pribadi siswa sebelum ujian dimulai, hingga penggunaan jaringan internet khusus dari sekolah untuk menjaga stabilitas dan keamanan sistem.

Selain itu, setiap ruangan ujian turut diawasi melalui aplikasi Zoom oleh pengawas penyelia, serta melibatkan pengawas silang dari sekolah lain.

Menurut Eva, langkah-langkah tersebut terbukti efektif menjaga fokus siswa selama ujian berlangsung.