Giat Berburu saat Tahu Ada Tim Berlaga , Andreas Koleksi Ribuan Tanda Tangan dari Pemain Sepak Bola
M Zainal Arifin November 08, 2025 05:30 AM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bagi sebagian orang, sepak bola adalah hiburan 90 menit di layar kaca. Tapi bagi Andreas Junian, sepak bola sudah menjelma jadi perjalanan hidup lengkap dengan tinta, kartu, dan cerita di balik setiap tanda tangan.

Warga Tangerang yang berdomisili di Semarang itu berusia 39 tahun, bukan ultras fanatik satu klub.

Ia lebih tepat disebut pemburu tanda tangan para pemain sepak bola di Indonesia mulai dari Klub di Liga 1 - Liga 2 hingga Tim Nasional Indonesia. Ribuan kartu dan jersey berjejal rapi, masing-masing menyimpan jejak tinta dari nama-nama besar lapangan hijau.

“Awalnya cuma suka olahraga bola. Dulu waktu kecil tahun 90-an saya suka kumpulin kartu Panini yang bergambar atlet pemain sepak bola dan atlet basket. Cuma karena uang jajan pas-pasan, koleksinya nggak lengkap.” kenang Andreas, Jumat (7/11).

Kegemaran itu perlahan berevolusi. Dari sekadar mengumpulkan kartu, Andreas mulai berburu tanda tangan pemain sejak 2017. 

Kini, ia tak hanya berburu, tapi juga merancang dan mencetak sendiri kartu bergambar pemain satu skuad lengkap, bahkan sampai staf pelatihnya.

“Di Jakarta ada komunitas yang produksi kartu pemain bola, tapi harganya makin mahal. Jadi saya bikin sendiri. Sekalian biar unik dan personal,” ujarnya sambil tersenyum.

Andreas punya ribuan tanda tangan. Sebagian besar dari pemain Liga 1 dan Liga 2. 

PAMERKAN TANDA TANGAN - Andreas Junian saat menunjukan koleksi tanda tangan dari para pemain bola Liga 1 - Liga 2 dan Pemain Timnas Indonesia.
PAMERKAN TANDA TANGAN - Andreas Junian saat menunjukan koleksi tanda tangan dari para pemain bola Liga 1 - Liga 2 dan Pemain Timnas Indonesia. (TRIBUNJATENG/REZANDA AKBAR D)

Tapi yang paling ia banggakan adalah album khusus berisi tanda tangan para pemain Timnas Indonesia dari berbagai era dari Andritany Ardhiyasa hingga pemain yang baru berlaga di kualifikasi Piala Dunia.

“Banyak yang awalnya bingung, ‘Ini buat apa?’ Saya jelasin kalau buat koleksi pribadi, bukan dijual. Lama-lama mereka hafal, malah banyak yang senang,” katanya.

Setiap ada tim datang ke Semarang, Andreas akan berburu tanda tangan dari para pemain. Ia mencari tahu hotel tempat pemain menginap, lalu menunggu di lobi dengan sabar. 

“Saya belajar baca momen. Biasanya menjelang makan siang atau setelah latihan resmi. Kalau nunggu setelah kalah, susah banget. Makanya saya datang sebelum mereka main,” ujarnya.

Tak sedikit dari rekannya hingga para penggemar bola di Indonesia yang melirik koleksi miliknya. Meski koleksinya bisa bernilai tinggi, Andreas tak berniat menjualnya. 

“Banyak yang nawar, tapi saya nggak tega. Nggak enak sama pemain. Buat saya, setiap tanda tangan punya cerita sendiri. Nggak semua bisa diukur pakai uang,” ucapnya mantap.

Hobi yang sudah ia tekuni hampir sepuluh tahun itu bukan sekadar soal keberuntungan mendapat tanda tangan.

Bagi Andreas, setiap tinta adalah fragmen sejarah kecil jejak pertemuan singkat, hasil dari kesabaran panjang, dan cinta tulus pada sepak bola. (Rezanda Akbar)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.