BANJARMASINPOST.CO.ID - Suasana tenang, yang dirasakan siswa dan guru SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, menjelang pelaksanaan salat Jumat (7/11), berubah drastis. Kepanikan terjadi begitu mereka mendengar ledakan. Terlebih, suara ledakan tidak hanya sekali.
Guru Totong Koswara mengatakan ledakan terdengar beberapa kali dan membuat seluruh orang di lokasi berhamburan keluar. “Setelah ada ledakan, pada bubar, pada kabur semua, ketakutan. Ambulans langsung pada datang,” ujar Totong dikutip dari tayangan KompasTV.
Totong menuturkan sedikitnya ada tiga titik ledakan. Ledakan pertama terjadi di dalam masjid, disusul dua ledakan lainnya di area luar. “Jarak waktunya tidak lama. Kalau kerusakan di dalam masjid tidak ada,” katanya.
Beberapa korban langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat. “Korban banyak, ada sampai 10. Jumlah keseluruhan saya belum tahu karena langsung dibawa ke rumah sakit di Cempaka Putih,” kata Totong.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 13.45 WIB menunjukkan para siswa telah dievakuasi ke luar sekolah. Warga sekitar dan orangtua murid tampak berkumpul di depan gerbang, menunggu kabar lebih lanjut.
Sebanyak 54 korban ledakan dilarikan ke dua rumah sakit di sekitar sekolah. “Jadi ada dua rumah sakit yang menangani korban. Di RS Islam dan RS Yarsi,” ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri di RS Islam.
Asep memastikan seluruh korban sudah mendapatkan perawatan medis. “Data yang kami terima, 54 orang luka ringan sedang. Ada yang sudah pulang,” tambah Asep.
Banyak dari siswa menderita gangguan pendengarannya, karena dentuman sangat dekat. Ada pula korban yang menderita luka bakar dan luka gores.
Gegana Brimob Polda Metro Jaya sudah melakukan sterilisasi area sekolah dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Garis polisi dipasang di jarak sekitar 50 meter dari area sekolah. Garis polisi itu dipasang sebagai batas aman bagi warga dan siswa. Mereka dilarang mendekat ke arah sekolah. Saat ini kondisi dalam sekolah sudah steril dari para siswa dan guru.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pun melakukan pendalaman. Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah peristiwa tersebut berkaitan dengan aksi terorisme atau tidak.
Timnya masih mengumpulkan informasi dan berkoordinasi dengan kepolisian setempat. “Hingga saat ini Densus 88 masih melakukan pendalaman apakah insiden tersebut terdapat unsur terorisme atau tidak,” kata Mayndra.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul membenarkan bahwa lokasi ledakan berada di dalam kompleks TNI Angkatan Laut. “Di dalam, lihat saja di Google Maps, bisa itu, di dalam (Kompleks TNI AL),” kata Tunggul, saat dikonfirmasi, Jumat. Namun, Tunggul belum bisa memastikan jumlah korban maupun penyebab pasti ledakan.
Berdasarkan hasil penyelidikan jajarannya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan terduga pelaku merupakan siswa SMAN 72. “Informasi sementara masih dari lingkungan sekolah tersebut. Iya (pelajar),” kata Listyo di teras Istana Merdeka.
Listyo menyampaikan pihaknya masih mendalami identitas, lingkungan, hingga tempat tinggal terduga pelaku. Begitu pun isu orangtua terduga pelaku merupakan anggota Polri. “Sedang kami dalami,” ucapnya.
Lebih lanjut, Listyo memerinci jumlah korban lebih dari 50 orang. Sebanyak dua orang di antaranya perlu mendapat operasi. Satu orang yang dioperasi merupakan terduga pelaku. “Untuk saat ini, salah satu yang dari yang saat ini melakukan operasi terduga pelaku, dan untuk motif sedang kami dalami berbagai informasi,” tandas Listyo. (kompas/tribunnews)