Mediatek Ikut Dalam Pengembangan Teknologi NR‑NTN 5G‑Advanced Rel‑19
Ida Bagus Artha Kusuma November 08, 2025 04:34 PM

nextren.com - Gelombang baru konektivitas hadir dari orbit Bumi rendah (LEO). Untuk pertama kalinya, konsorsium besar yang terdiri dari ESA, MediaTek, Eutelsat, Airbus, SHARP, ITRI, dan Rohde & Schwarz berhasil mendemonstrasikan koneksi NR‑NTN 5G‑Advanced (3GPP Release 19) melalui satelit OneWeb.

Uji yang dilakukan di fasilitas ESA‑ESTEC, Belanda, menjadi langkah penting dalam penyatuan jaringan terestrial (TN) dan non‑terestrial (NTN), membuka peluang akses internet global yang lebih stabil dan terjangkau.

Apa Itu NR‑NTN 5G‑Advanced Rel‑19?

Teknologi NR‑NTN (New Radio - Non‑Terrestrial Networks) adalah standar komunikasi yang memungkinkan perangkat 5G berinteraksi langsung dengan satelit, bukan hanya dengan menara pemancar di darat.

Dalam versi Release 19, teknologi ini menyempurnakan dukungan terhadap frekuensi Ku‑band, bandwidth 50 MHz, serta fitur conditional handover (CHO).

Fitur tersebut membuat koneksi tetap lancar saat perangkat berpindah antara satelit yang bergerak cepat di orbit rendah, memastikan pengguna tetap mendapatkan sinyal stabil tanpa gangguan.

Uji Coba Dunia Pertama

Uji coba ini melibatkan berbagai elemen penting. Satelit OneWeb LEO buatan Airbus menggunakan sistem transponder transparan dengan konsep earth‑moving beams, memungkinkan cakupan dinamis mengikuti pergerakan satelit.

Komunikasi berlangsung di frekuensi Ku‑band untuk koneksi pengguna dan stasiun gateway, sementara perangkat pengguna berupa terminal panel datar buatan SHARP berhasil terhubung ke jaringan 5G melalui chipset NR‑NTN MediaTek.

Sistem jaringan berbasis gNB NR‑NTN dari ITRI juga menjadi inti uji coba ini, memastikan semua fitur Release 19 dapat berfungsi dengan baik.

Keberhasilan fitur conditional handover menjadi bukti bahwa sistem mampu mempertahankan koneksi ketika satelit yang melayani pengguna berganti posisi.

Seluruh proses diuji dan divalidasi oleh Rohde & Schwarz, menggunakan instrumen uji seperti R&S SMW200A, FSW, dan CMX500 untuk mengukur performa kanal secara real‑time.

Keberhasilan ini menandai langkah besar menuju jaringan komunikasi universal.

Karena 3GPP telah diakui secara global, satelit yang mendukung standar ini bisa langsung berintegrasi dengan jaringan terestrial tanpa perubahan besar pada infrastruktur.

Artinya, perangkat 5G di masa depan dapat berpindah koneksi dari menara seluler ke satelit secara otomatis.

Teknologi ini akan memperluas jangkauan internet ke daerah terpencil, menurunkan biaya pembangunan jaringan, dan menciptakan peluang baru di sektor smartphone, otomotif, hingga Internet of Things (IoT).

Melalui program "Space for 5G/6G & Sustainable Connectivity", ESA berkomitmen memajukan integrasi jaringan satelit dan terestrial sebagai bagian dari proyek ARTES.

Fasilitas seperti ECSAT 5G/6G Hub di Inggris dan Lab Telecom 5G/6G ESTEC di Belanda menjadi pusat riset untuk pengembangan aplikasi lintas sektor, mulai dari telemedicine, pendidikan jarak jauh, hingga kendaraan otonom dan transportasi laut.

Tujuannya adalah menghadirkan konektivitas global yang mulus dan berkelanjutan.

Tantangan dan Arah Pengembangan

Meski berhasil, beberapa tantangan teknis masih perlu diatasi.

Manajemen mobilitas dan pelacakan sinyal antar‑beam harus dijaga agar koneksi tetap konsisten di kondisi dinamis.

Spektrum Ku dan Ka juga perlu dikelola dengan efisien untuk menghindari interferensi.

Selain itu, desain antena terminal panel datar masih menuntut keseimbangan antara ukuran, daya, dan efisiensi.

Dari sisi layanan, konsistensi Quality of Service (QoS) dan latensi tetap menjadi fokus penting agar koneksi satelit bisa sepadan dengan jaringan 5G di darat.

Skalabilitas dan model bisnis lintas operator juga menjadi kunci agar teknologi ini bisa diterapkan secara komersial.

Peluang untuk Indonesia dan Dunia

Teknologi NR‑NTN 5G‑Advanced membuka peluang besar bagi negara kepulauan seperti Indonesia.

Sistem ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat konektivitas di wilayah terpencil, mendukung komunikasi darurat di daerah bencana, serta meningkatkan konektivitas sektor maritim dan penerbangan.

Bagi industri, integrasi NTN dapat membantu IoT industri, telemetri armada, serta pertanian presisi.

Kehadiran chipset NR‑NTN di ponsel arus utama nantinya juga akan mempercepat penetrasi layanan ini ke masyarakat luas.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.