Lonjakan Bot AI Ancam Keamanan Digital, Ini Temuan Akamai 2025
Dayu Akbar November 09, 2025 07:34 AM

Akamai Technologies, Inc., perusahaan terkemuka di bidang keamanan siber dan komputasi awan, baru saja merilis laporan terbaru bertajuk State of the Internet (SOTI) 2025. Laporan ini mengungkapkan peningkatan drastis dalam traffic otomatis yang sebagian besar dipicu oleh bot bertenaga kecerdasan buatan (AI). Bot-bot ini menargetkan situs web dari berbagai industri, menciptakan tantangan serius bagi operasional digital dan keamanan siber global.

Menurut Digital Fraud and Abuse Report 2025, aktivitas bot AI mengalami lonjakan hingga 300% dalam satu tahun terakhir. Bot ini menghasilkan miliaran permintaan yang mengganggu analitik digital dan performa situs web.

Saat ini, bot AI menyumbang hampir 1% dari total traffic bot di seluruh platform Akamai. Lonjakan tersebut terutama dipicu oleh aktivitas content scraping, yang secara aktif melemahkan model bisnis konvensional berbasis web dan menyebabkan penurunan pendapatan iklan bagi penerbit serta perusahaan konten.

Selain scraping, laporan ini juga menyoroti bagaimana alat berbasis AI telah mempermudah pelaku ancaman—baik profesional maupun pemula—dalam melancarkan serangan siber. Serangan tersebut mencakup peniruan identitas, rekayasa sosial, kampanye phishing, dan penipuan identitas menggunakan dokumen serta gambar palsu yang dihasilkan oleh AI.

Dampak Bot AI di Berbagai Sektor Industri

Laporan SOTI 2025 mencatat beberapa temuan utama yang menunjukkan dampak signifikan bot AI terhadap berbagai sektor:
• Industri penerbitan menjadi sektor paling terdampak, dengan 63% aktivitas bot AI terdeteksi di ranah media digital.
• Bisnis online menghadapi tekanan ganda dari bot yang membantu dan bot berbahaya. Bot seperti FraudGPT, WormGPT, ad fraud bot, dan return fraud bot meningkatkan biaya operasional dan mengacaukan metrik performa situs.
• Sektor perdagangan mencatat lebih dari 25 miliar permintaan bot dalam dua bulan masa pengamatan.
• Sektor kesehatan mengalami lebih dari 90% aktivitas bot AI yang berasal dari scraping, terutama oleh bot pencarian dan pelatihan.

Strategi Perlindungan dan Rekomendasi Keamanan

Untuk menghadapi ancaman ini, Akamai mendorong organisasi agar mengadopsi tiga kerangka kerja OWASP Top 10 yang mencakup aplikasi web, API, dan large language models (LLM). Kerangka kerja ini membantu tim keamanan dalam memetakan kerentanan seperti kontrol akses lemah, celah injeksi, dan paparan data terhadap tingkat toleransi risiko penipuan, sehingga memungkinkan prioritisasi pertahanan yang lebih efektif.

Laporan ini juga menyajikan:
• Analisis mendalam tentang teknik bot dalam menghindari deteksi
• Kolom tamu dari CISO FS-ISAC, organisasi nirlaba yang memajukan keamanan sistem keuangan global
• Data serangan berdasarkan wilayah dan industri
• Panduan kategori bot scraper berbasis AI
• Strategi menyeimbangkan kepatuhan regulasi dengan keamanan AI

Rupesh Chokshi, Senior Vice President dan General Manager Bidang Application Security di Akamai, menegaskan bahwa meningkatnya penggunaan bot AI bukan lagi sekadar isu keamanan, melainkan keharusan bisnis. “Para pemimpin bisnis harus bertindak sekarang untuk membangun kerangka kerja yang memastikan adopsi AI yang aman, mengelola risiko yang terus berkembang, dan melindungi operasional digital,” ujarnya.

Memasuki tahun ke-11, laporan SOTI Akamai tetap menjadi sumber wawasan penting dalam memahami tren keamanan siber dan performa web, didukung oleh infrastruktur Akamai yang menangani lebih dari sepertiga dari total trafik web global.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.