Harga Pertalite Eceran Tembus Rp 25.000: Warga Sampai Antre 2 Jam di SPBU
raka f pujangga November 10, 2025 12:30 AM

TRIBUNJATENG.COM, BENGKULU - Meskipun kapal tanker pembawa 3.000 kiloliter Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah berlabuh di Pelabuhan Pulau Baai pada Minggu (9/11/2025), krisis pasokan di Bengkulu belum teratasi.

Hingga pukul 17.00 WIB, pemandangan antrean kendaraan masih mendominasi hampir semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bengkulu, bahkan memanjang hingga 1,5 kilometer.

Kekurangan ini juga dirasakan di tingkat pengecer, seperti di wilayah Bentiring dan Rawa Makmur.

"Harga pertalite kisaran Rp 15.000 hingga Rp 25.000 di warung eceran, itu juga sama mengantre seperti di SPBU," kata Fajar, warga Kota Bengkulu.

Yanti, warga lainnya, mengaku harus mengantre selama dua jam untuk mendapatkan BBM di SPBU Pagar Dewa.

"Dua jam saya harus mendapatkan 25 liter pertalite. Sementara pertamax kosong di SPBU," ujarnya.

Sales Area Manager Retail Bengkulu Pertamina, Mochammad Farid Akbar, menjelaskan antrean terjadi karena distribusi sempat terkendala cuaca dan gangguan teknis pada awal November.

Farid memastikan pasokan BBM kini dalam kondisi aman setelah terminal BBM di Lubuk Linggau (Sumatera Selatan) dan Kabung (Sumatera Barat) kembali beroperasi normal. 

"Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan panic buying karena stok BBM di Bengkulu aman," ujar Farid. Sementara itu, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan meminta Pertamina memperbaiki pola komunikasi agar situasi tetap kondusif dan masyarakat mendapat penjelasan secara terbuka. 

"Tolong empati ke masyarakat, masalah bisa kita minimalisir kalau komunikasi bagus. Minimal satu menit buat video permohonan maaf dari Pertamina ke masyarakat," ujar Helmi dalam rapat penanganan BBM, Sabtu (8/11/2025). 

Menurut Helmi, Pemprov akan menyiapkan langkah antisipatif jika antrean terus berlanjut, termasuk penerapan work from home (WFH) bagi ASN dan pembatasan pembelian BBM di SPBU. 

"Kalau komunikasi Pertamina jelas, kami Pemprov bisa siapkan langkah antisipatif. Masyarakat jadi paham dan tidak panik," kata Helmi. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.