TRIBUNJATENG.COM, INDRAMAYU - Setelah tragedi enam mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang hanyut di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.
Kasus mahasiswa hanyut kembali terjadi di Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejak Sabtu (8/11/2025).
Dua mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) masih hilang setelah tenggelam saat kegiatan rafting di Sungai Cimanuk.
Dari tujuh mahasiswa yang ikut dalam kegiatan tersebut, lima orang berhasil diselamatkan.
Sementara dua lainnya, Agung dan Muhammad Lana Wiratno, hingga kini belum ditemukan.
Para korban selamat masing-masing bernama Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir.
Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Polindra, Ade Syarif, mengatakan bahwa kegiatan rafting tersebut dilakukan tanpa seizin kampus.
“Kebetulan saya merupakan Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, setelah ditelusuri bahwa kegiatan ini di luar izin dari Polindra. Kami dari kampus bahkan tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut,” ujar Ade saat ditemui di lokasi pencarian, Minggu (9/11/2025).
Menurut Ade, setiap kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa seharusnya melalui prosedur izin resmi kepada pembina dan diteruskan ke pihak manajemen kampus.
Namun, pihaknya tidak menemukan adanya pengajuan izin untuk kegiatan rafting ini.
“Kampus baru mengetahui kegiatan tersebut Sabtu sore setelah ramai pemberitaan,” katanya.
Ade membenarkan bahwa perahu karet yang digunakan dalam kegiatan itu merupakan sarana milik kampus.
Perahu tersebut sebelumnya disiapkan untuk keperluan bantuan penanganan banjir.
“Perahu karet tersebut saat itu sebenarnya dibeli untuk diperuntukkan sebagai bantuan kemanusiaan saat banjir. Di luar itu, perahu tidak dipakai untuk kegiatan lainnya,” ujar dia.
Pihak kampus saat ini belum dapat meminta keterangan kepada para mahasiswa yang selamat karena kondisi mereka masih syok.
Pada kesempatan yang sama, Ade juga menyebutkan bahwa satu dari tujuh orang dalam rombongan rafting tersebut bukan lagi mahasiswa aktif Polindra.
“Satu orang sudah drop out, jadi yang masih berstatus mahasiswa ada enam orang,” kata Ade.
Pihak kampus menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap dua mahasiswa yang masih hilang dapat segera ditemukan.
Ia juga mengapresiasi upaya Tim SAR Gabungan dalam proses pencarian.
“Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Tim SAR karena sudah berupaya melakukan pencarian, semoga dua mahasiswa kami secepatnya bisa ditemukan,” ujarnya.
Pencarian dua korban saat ini memasuki hari kedua, namun hingga kini belum membuahkan hasil. (*)