Dukung Kebersihan Lingkungan, Ini Cara teman kumparan Memilah Sampah Plastik
teman kumparan November 11, 2025 05:20 AM
Penumpukan sampah plastik masih jadi masalah yang meresahkan dunia sampai sekarang. Sifatnya yang sulit terurai membuat plastik akhirnya mengendap di tanah maupun laut selama 20 hingga 500 tahun.
Kabar buruknya lagi, sampah plastik tuh nggak bisa sepenuhnya terurai, tapi hanya terus mengecil sampai akhirnya menjadi mikroplastik. Baru-baru ini, BRIN mengabarkan bahwa air hujan di Jakarta bahkan udah terkontaminasi mikroplastik.
Hal tersebut berbahaya karena mikroplastik dapat mencemari lingkungan dan merusak rantai makanan di alam. Partikel kecil ini juga bisa masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormonal hingga kerusakan jaringan.
Karena itu, setiap individu sebaiknya mulai mengelola sampah plastiknya dengan bijak. Sebagai inspirasi, yuk simak cara teman kumparan memilah sampah plastik berikut ini.

Cara teman kumparan Memilah Sampah Plastik

Ilustrasi sampah plastik di pantai. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sampah plastik di pantai. Foto: Shutter Stock
teman kumparan Rana Nurazizzah (22) bercerita, ia mulai memisahkan sampah plastik di rumahnya sejak enam bulan lalu. Ia menyiapkan wadah kecil khusus sampah plastik di dapur, biar nggak tercampur dengan sampah lain dan mudah dibawa ke tempat daur ulang.
Ternyata, aksi kecil ini membawa banyak manfaat. “Sampah dapur jadi nggak cepat bau karena plastik dan sisa makanan nggak tercampur,” ucap Rana.
Selain itu, kebiasaan barunya itu juga mendorong Rana untuk lebih mindfull dalam memilih produk. Dia mulai menghindari produk yang kemasannya nggak bisa dipakai ulang.
“Aku juga jadi lebih sadar waktu belanjaku lebih pilih produk yang kemasannya bisa dipakai ulang,” ungkapnya.
Aksi serupa juga dilakukan Zahra (24), ia langsung memisahkan sampah plastik di rumahnya setelah ikut webinar soal lingkungan. “Di situ dijelasin kalau plastik bisa bertahan ratusan tahun dan jadi masalah besar di TPA,” katanya.
Ilustrasi pengumpulan plastik botol. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengumpulan plastik botol. Foto: Shutterstock
Zahra membuat sistem pemilahan sederhana dengan menyediakan tempat sampah khusus plastik di dapur. Tak lupa dia mengedukasi anggota keluarganya untuk ikut membuang sampah plastik pada wadah tersebut. Ketika berbelanja, ia juga lebih sering membawa tas khusus yang bisa dipakai lagi untuk menghindari kantong plastik.
“Rumah terasa lebih bersih dan rapi, terus jumlah sampah yang dibuang ke tempat sampah umum jadi berkurang,” ucapnya.
Pemilahan juga dilakukan Dina (26) setelah melihat sendiri bagaimana sampah membutuhkan waktu lama untuk terurai. “Waktu aku lihat sendiri bagaimana plastik menumpuk dan butuh waktu sangat lama untuk terurai, aku mulai merasa harus ada perubahan dari rumah,” tuturnya.
Sama seperti member teman kumparan lainnya, Dina menyediakan wadah khusus sampah plastik di dapur. Dia juga rajin membersihkan plastik sebelum disimpan biar nggak bau atau kotor.
Setelah itu, sampah plastik yang bisa didaur ulang akan ia bawa ke bank sampah atau drop point daur ulang setiap dua minggu. Bagi Dina, aksi kecilnya ini membawa banyak perubahan dalam hidupnya.
“Sampah organik jadi lebih cepat terurai karena tidak tercampur plastik, nggak bau sampah di dapur. Aku juga merasa perubahan ini mempengaruhi cara aku memaknai konsumsi sehari-hari,” ujarnya.
Nikmati serunya sharing hal-hal seru dengan ribuan teman baru di komunitas teman kumparan. Klik
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.