BPBD Masih Tangani Kaligawe, Mitigasi Banjir Semarang Difokuskan hingga 14 Hari ke Depan
M Syofri Kurniawan November 12, 2025 06:30 AM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyebut melakukan sejumlah langkah mitigasi untuk mengurangi risiko banjir di wilayah kota.

Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan hasil asesmen pascabanjir yang terjadi pada 23 Oktober hingga 5 November 2025.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto menjelaskan, sejumlah langkah jangka pendek dan menengah tengah dilakukan, terutama di wilayah Kaligawe yang menjadi salah satu titik rawan genangan.

"Beberapa hari ke depan kami fokus memperkuat sodetan Unissula untuk memperlancar aliran air dan menanggulangi banjir di kawasan Kaligawe," terang Endro, Selasa (11/11/2025).

Dia menambahkan, beberapa strategi mitigasi jangka pendek yang dijalankan dalam kurun 1 bulan sampai 3 bulan ke depan yakni percepatan dan penguatan sodetan Unissula Kaligawe.

Kemudian ptimalisasi drainase dan pompa melalui normalisasi harian, penambahan pompa besar, serta penyediaan pompa cadangan; penguatan sistem peringatan dini (Early Warning System) dengan memaksimalkan informasi cuaca dari BMKG melalui sirine, SMS blast, dan kanal resmi Pemkot.


Lalu penguatan logistik tanggap darurat, seperti stok sembako, air bersih, obat-obatan, dan selimut; dan penataan wilayah rawan, dengan menertibkan galian liar dan bangunan di bantaran sungai yang menghambat aliran air.


Sedangkan untuk dua minggu ke depan, lanjutnya, BPBD Semarang memprioritaskan empat langkah utama, yakni pembersihan sedimentasi, perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan dan saluran.


"Persiapan penempatan posko cepat tanggap di tiap kecamatan terdampak, serta aktivasi tim monitoring cuaca selama 24 jam," jelasnya.

Selain itu, Endro menyebut pihaknya memerlukan dukungan dari pemerintah pusat untuk mempercepat pemulihan dan penguatan infrastruktur pengendalian banjir.

Dukungan tersebut antara lain berupa penambahan pompa besar dan genset, lanjutan program Operation and Maintenance Contract (OMC), percepatan pembangunan sistem pengendali banjir pesisir atau tanggul laut, serta alokasi dana tak terduga (BTT) dan dana rehabilitasi-rekonstruksi pascabencana.

Banjir yang terjadi di akhir Oktober hingga awal November 2025 berdampak cukup luas, dengan 63.400 jiwa atau 21.125 kepala keluarga terdampak di 20 kelurahan.

Beberapa wilayah yang tergenang antara lain Genuksari, Gebanganom, Kaligawe, dan Trimulyo, serta menimbulkan empat korban jiwa.

Adapun faktor utama penyebab banjir, lanjutnya, meliputi curah hujan ekstrem, drainase tersumbat, pasang tinggi air laut, dan hambatan aliran sungai.

“Kami berharap kejadian banjir serupa bisa diminimalisir melalui sinergi semua pihak," imbuhnya.

SURUT - Kondisi jalan kering dan berlubang di Kaligawe Semarang seusai terendam banjir selama 11 hari, Minggu (2/11/2025). Surutnya banjir di depan Klinik Pratama RSI Sultan Agung Semarang ini pun sempat dipertanyakan warga. Sebab, di hari yang sama, Wapres Gibran Rakabuming Raka kunjungan di Kota Semarang.
SURUT - Kondisi jalan kering dan berlubang di Kaligawe Semarang seusai terendam banjir selama 11 hari, Minggu (2/11/2025). Surutnya banjir di depan Klinik Pratama RSI Sultan Agung Semarang ini pun sempat dipertanyakan warga. Sebab, di hari yang sama, Wapres Gibran Rakabuming Raka kunjungan di Kota Semarang. (TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR)

Penanganan pascabanjir
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang menyebut fokus melakukan pemeliharaan dan perbaikan jalan, khususnya di wilayah timur kota yang terdampak banjir beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas PU Kota Semarang, Suwarto, menjelaskan, perbaikan dilakukan melalui kegiatan swakelola oleh tim Bina Marga.


"Biasanya jalan-jalan yang belum rigid atau aspal itu lawannya kan air. Kalau aspal tergenang air biasanya ada keretakan, mengelupas. Nah, itu yang kita lakukan pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh kawan-kawan kita di Bina Marga dengan anggaran rutin swakelola yang dikerjakan internal," kata Suwarto, kemarin.


Menurutnya, perbaikan dilakukan dengan metode patching atau penambalan menggunakan material AC-WC di ruas-ruas jalan yang mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Sedangkan untuk jalan dengan kondisi lebih parah atau usia lapisan yang sudah lama, akan dilakukan pelapisan ulang secara berkala.


Namun, tahun ini pelaksanaan sejumlah kegiatan sempat mengalami keterlambatan karena adanya perubahan sistem dalam E-Katalog versi 6 yang belum berjalan optimal.


"Agar kegiatan tetap berjalan, kami lakukan proses pengadaan melalui lelang di LPSE. Saat ini beberapa proyek sudah mulai berjalan, terutama untuk pekerjaan aspal yang tidak membutuhkan waktu lama dibanding beton," terangnya.


Suwarto menambahkan, beberapa titik jalan yang terdampak banjir mengalami kerusakan, terutama di wilayah Waru, Muktiharjo, dan Supriyadi. Jalur-jalur tersebut merupakan jalan kota yang sempat menjadi jalur alternatif ketika banjir besar di Kaligawe.


"Jadi banyak (jalan) wilayah Timur yang mengalami kerusakan terutama kemarin di Waru," sebutnya.


DPU juga mencatat beberapa ruas lain yang mengalami kerusakan ringan, seperti di kawasan Soekarno Hatta dan bawah terowongan USM. Jalan di bawah terowongan tersebut menjadi salah satu titik yang sering tergenang saat hujan deras.


"Ini nanti setelah memang sudah bagus, cuaca bagus akan kita lapis keseluruhan tapi tipis ya karena ketinggiannya kita kan tetap mempertahankan 4,2. Dan kemarin sudah lapor ke Bu Wali, barangkali nanti bisa diusulkan ke jasa marga untuk bisa menaikkan seperti yang dilakukan di Kaligawe," imbuhnya. (Idayatul Rohmah)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.